
TIKTAK.ID – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Marvest), Luhut Panjaitan mengklaim bahwa Indonesia telah berkomitmen atau bersepakat dengan Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Maeda Tadashi untuk pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia.
“JBIC siap untuk mendukung pendanaan SWF Indonesia sebesar USD4 miliar atau Rp57 triliun. Angka ini dua kali lipat lebih besar dari yang disampaikan oleh The US International Development Finance Corporation (DFC) atau lembaga pembiayaan asal Amerika Serikat,” ujar Luhut dalam keterangan pers, seperti dilansir Okezone.com.
Menko Luhut didampingi oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir dan Duta Besar RI Heri Akhmadi, melakukan pertemuan bersama Gubernur JBIC serta tidak kurang dari 20 investor potensial Jepang lainnya di bidang finance dan energi. Pertemuan tersebut pun dinilai akan memperkuat ikatan kerja sama strategis antara Indonesia dan Jepang.
Baca juga : FPI Jaga Petamburan di Jadwal Pemanggilan Kedua, Habib Rizieq Bakal Mangkir Lagi?
Gubernur JBIC menyatakan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti ke tingkat teknis. Dengan begitu, harapannya agar investasi JBIC dapat mulai masuk ke Indonesia pada kuartal pertama di tahun 2021.
Kemudian Heri menjelaskan, JBIC akan menjadi salah satu lembaga keuangan yang berpartisipasi dalam master fund SWF Indonesia yang disebut Nusantara Investment Authority (NIA). Ia menilai dukungan dari JBIC dan Pemerintah Jepang tentunya akan memperkuat ikatan kerja sama strategis antara Indonesia dan Jepang, dan makin menarik sektor swasta Jepang lainnya untuk berinvestasi di Indonesia.
Sementara itu, Erick Thohir menyebut Peraturan Pemerintah (PP) akan selesai pada pertengahan Desember 2020.
Baca juga : Dalam Dua Pekan Dua Menterinya Jadi Tersangka Korupsi, PKS: Jokowi Perlu Minta Maaf ke Publik
“Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur SWF Indonesia itu akan selesai pada pertengahan Desember ini. Tentunya PP tersebut akan makin mempercepat pembentukan lembaga dana abadi Indonesia,” ucap Erick.
Tidak hanya Jepang, Luhut dan Erick juga berencana bertandang ke Abu Dhabi dan Arab Saudi untuk menjajaki dukungan investasi dari negara-negara tersebut bagi NIA. Keduanya dijadwalkan terbang ke dua lokasi itu pada Sabtu (5/12/20).