
TIKTAK.ID – Mantan Presiden Yaman, Abdrabbuh Mansur Hadi dilaporkan telah menjadi tahanan rumah di Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh. Penahanan itu dilakukan menyusul kesepakatan untuk mencopotnya dari kekuasaan pada awal bulan ini.
Berbicara kepada Wall Street Journal (WSJ) dengan syarat anonim, pejabat Saudi dan Yaman mengatakan Riyadh menekan Hadi untuk mundur sebelum dia akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada Dewan faksi Yaman pada 7 April lalu. Setelah itu, Riyadh dilaporkan kurang lebih telah menahannya.
“Hadi secara efektif berada di bawah tahanan rumah di kediamannya di Riyadh tanpa akses ke telepon,” kata seorang pejabat Saudi kepada Journal, sementara yang lain mencatat bahwa beberapa politisi Yaman telah diizinkan untuk melihatnya, tetapi hanya dengan izin Oemerintah Saudi, seperti yang dilansir Russian Today.
Direktur Kantor Kepresidenan Yaman, Abdullah al-Alimi –yang sekarang menjabat sebagai Wakil Presiden Dewan Kepemimpinan baru– menentang istilah “tahanan rumah”, tetapi mengatakan akan membutuhkan waktu untuk melakukan panggilan telepon dengan Hadi. Ia mengatakan ada beberapa tingkat pembatasan komunikasi bagi Hadi.
Journal menambahkan bahwa beberapa pejabat Saudi juga dilaporkan mengancam untuk “mempublikasikan apa yang mereka katakan sebagai bukti korupsi yang diduga dilakukan oleh Hadi” untuk memaksa pengunduran dirinya, tetapi kemudian mengutip pejabat anonim lain yang membantah tuduhan ini.
“Arab Saudi tidak mengatur pencopotan Hadi atau mengancam akan mengungkap dugaan korupsi,” kata mereka. “Perannya terbatas untuk menyampaikan keinginan faksi-faksi Yaman yang berpartisipasi bersama dalam pembicaraan antar-Yaman kepada Presiden Hadi.”
Pengunduran diri Hadi dilakukan setelah lebih dari tujuh tahun pertempuran brutal di Yaman, di mana koalisi negara-negara yang dipimpin oleh Arab Saudi dan sangat didukung oleh Amerika Serikat dan Barat, melancarkan aksi pengeboman tanpa henti, membantu mendorong apa yang dianggap PBB sebagai bencana krisis kemanusiaan paling mengerikan di dunia.
Pria berusia 76 tahun itu terpilih melalui pemungutan suara pada 2012, kemudian menyatakan mengundurkan diri dan terpaksa melarikan diri dari Ibu Kota Yaman pada 2015 ke Arab Saudi. Sampai di Arab Saudi, Hadi meralat pengunduran dirinya.
Pihak-pihak yang bertikai baru-baru ini menyetujui gencatan senjata selama dua bulan, yang bertepatan dengan pemecatan Hadi dari jabatannya, dengan pejabat PBB menyuarakan harapan gencatan senjata dapat mengakhiri pertempuran yang telah menghancurkan infrastruktur sipil di seluruh Yaman, termasuk pertanian, pabrik, rumah sakit, sekolah, jalan, jembatan dan situs budaya kuno.
Sekitar 400.000 orang telah tewas sampai saat ini, dalam pertempuran dan serangan udara serta melalui perampasan yang dilakukan oleh Saudi beserta koalisinya.