
TIKTAK.ID – Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto diketahui telah mengajukan utang luar negeri sebesar USD 20 miliar atau sekitar Rp296 triliun (kurs Rp14.800 per USD). Situs intelijen khusus militer, janes.com, melaporkan bahwa proposal pengajuan utang luar negeri untuk periode lima tahun, yakni dari 2020 hingga 2024 itu telah diserahkan ke Kepala Bappenas Suharso Monoarfa pada 13 Juli 2020.
“Proposal pengajuan utang telah dikirimkan ke Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, pada 13 Juli 2020,” tulis janes.com yang mengaku menerima salinan surat tersebut pada awal September 2020, seperti dilansir Kumparan.com.
Janes.com mengatakan utang tersebut akan digunakan untuk pengadaan tiga alutsista TNI AD, TNI AU, dan TNI AL. Pengadaan yang membutuhkan anggaran besar yakni pembelian 24 unit jet tempur F16V buatan Lockheed Martin, Amerika Serikat (AS). Sementara untuk TNI AL adalah pengadaan kapal fregat sekelas SIGMA 10514.
Baca juga : Politikus PDIP Sebut PKS Biang Kerok Berkembangnya Intoleransi di Sumbar
Wakil Menteri Pertahanan, Wahyu Sakti Trenggono membenarkan hal itu. Ia menilai pengajuan proposal tersebut merupakan hal biasa.
“Oh ini ‘kan hal biasa, karena setiap tahun semua lembaga juga mengajukan anggaran ke Bappenas. Nah anggaran itu ada yang berasal dari APBN, dan ada yang dari kredit ekspor atau pinjaman dalam negeri. Ini biasa, setiap tahun begitu,” ucap Trenggono, Senin (7/9/20).
Kemudian terkait skema pinjaman serta debiturnya, Trenggono menyebut hal itu sepenuhnya menjadi kewenangan Bappenas.
Baca juga : Anies, Emil, dan Ganjar Berlomba Cari Utang, Ini Kata Investor
“Ya itu kita enggak tahu, yang tahu soal anggaran kan Bappenas. Kita hanya mengajukan kebutuhan saja,” terang Trenggono.
Di sisi lain, Direktur Alokasi Pendanaan Pembangunan Bappenas, Erwin Dimas menyatakan saat ini Bappenas tengah melakukan proses penyusunan dan pembahasan daftar pinjaman dan hibah untuk lima tahun ke depan. Meski begitu, ia enggan memastikan apakah proposal pengajuan utang luar negeri Kemhan sebesar USD 20 miliar itu telah diterima Bappenas.
“Saat ini untuk daftar pinjaman dan hibah lima tahun ke depan dalam proses penyusunan dan pembahasan, jadi saya perlu cek ke datanya dulu,” katanya.