Waspadai Psikosis Usai Persalinan, Penyebab Ibu Celakai Anak
TIKTAK.ID – Belakangan ini viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan seorang ibu ingin membuang bayinya di rel kereta api. Untungnya, petugas setempat mampu menggagalkan aksi tersebut dan langsung berupaya menenangkan sang ibu.
Peristiwa semacam ini sebetulnya bukan yang pertama kali terjadi. Beberapa kali media memberitakan seorang ibu yang nekat menghabisi nyawa buah hatinya sendiri. Namun, mengapa hal ini bisa terjadi?
Seperti dilansir Kompas.com, salah satu hal yang bisa menyebabkan seorang ibu tega melukai atau menyakiti anak yang dilahirkannya yakni kondisi psikosis pascapersalinan. Wanita yang baru saja melahirkan dapat mengalami psikosis pascapersalinan. Walaupun gejala khas depresi seperti kesedihan atau keputusasaan mudah dikenali, tapi ada gejala yang mungkin kurang terlihat.
Psikosis pascapersalinan dapat memicu halusinasi dan delusi, sehingga mengubah persepsi mereka terhadap realitas usai melahirkan. Bahkan, psikosis pascapersalinan juga berpotensi mendorong mereka nekat untuk menyakiti diri sendiri atau buah hatinya.
Mengutip laman Cleveland Clinic, psikosis pascapersalinan adalah kondisi darurat yang menyerang mental. Kondisi itu dapat memicu halusinasi, delusi, paranoia, atau perubahan perilaku lainnya.
Lantas apa penyebab psikosis pascapersalinan? Melahirkan dapat memicu stres fisik, emosional, dan sosial yang utama dalam kehidupan seorang wanita. Beberapa hari hingga minggu usai melahirkan, sebagian besar wanita rentan mengalami gangguan mental seperti perubahan suasana hati dan depresi ringan (juga dikenal dengan post-baby blues).
Akan tetapi, beberapa wanita juga bisa mengalami PTSD, depresi berat, atau bahkan psikosis berat. Perubahan perilaku dan proses berpikir ibu tersebut akibat beberapa faktor bio-psiko-sosial. Terdapat perubahan fisik dan hormonal, kurang tidur dan kelelahan, serta dimulainya peran dan komitmen baru dalam merawat bayi baru lahir, yang menjadi tantangan, baik secara fisik maupun emosional.
Psikosis pascapersalinan sendiri merupakan bentuk penyakit mental terparah yang ditandai dengan kebingungan ekstrem, kehilangan kontak dengan kenyataan, paranoia, delusi, proses berpikir tidak teratur, dan halusinasi. Penyakit itu bisa menyerang sekitar satu hingga dua per seribu wanita usia subur, dan biasanya terjadi dalam beberapa hari hingga enam minggu pertama setelah kelahiran.
Meskipun jarang, kondisi ini dinilai sebagai keadaan darurat psikiatris. Oleh sebab itu, kondisi ini memerlukan perhatian medis dan psikiatris segera serta rawat inap, terutama bila ada risiko bunuh diri atau pembunuhan.