TIKTAK.ID – Mungkin Anda pernah mendengar kalau marah dapat meningkatkan tekanan darah. Saat sedang emosi, rasa-rasanya perasaan negatif jadi meluap-luap, suhu tubuh meningkat, keringat bercucuran, dan jantung menjadi berdebar kencang.
Marah dapat meningkatkan tekanan darah lantaran kondisi tersebut memicu respons stres “fight or flight” (melawan atau lari).
Seperti dikutip Kompas.com dari Mayo Clinic, ketika sedang marah, kelenjar adrenal akan mengeluarkan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol ke seluruh tubuh. Hal itu membuat pembuluh darah menyempit, jantung bekerja lebih cepat, dan tekanan darah meningkat.
Marah memang meningkatkan tekanan darah hanya untuk sementara. Namun bila rasa marah tidak dikelola dengan baik dan menjadi kebiasaan, maka kondisi itu berpotensi berdampak buruk bagi kesehatan jangka panjang.
Pelepasan hormon stres ketika marah secara terus-terusan akan mengganggu metabolisme. Hal itu pun lama-kelamaan bisa merusak kesehatan.
Mengutip Better Health, sejumlah masalah kesehatan potensial akibat kebiasaan marah, di antaranya yakni sakit kepala berkepanjangan, gangguan pencernaan kronis, dan insomsia atau susah tidur.
Selain itu, kebiasaan marah juga bisa meningkatkan risiko depresi dan gangguan kecemasan, memicu masalah kulit kronis seperti eksim, serta meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Oleh sebab itu, Anda perlu mengelola kondisi ini supaya tidak menjadi bumerang bagi tubuh.
Terdapat sejumlah langkah untuk mengelola marah dengan lebih sehat yang bisa dilakukan. Jika Anda merasa susah mengendalikan rasa marah, Anda bisa mencoba untuk menjauh atau tarik diri dari situasi yang membuat emosi, sampai Anda tenang.
Kemudian bila Anda sudah selangkah lebih maju untuk menguasai diri saat marah, cobalah untuk mengenali dan menerima emosi marah sebagai bagian dari kehidupan. Ketika tidak ada pemicu rasa marah atau sedang dalam kondisi pikiran rileks, cobalah menggali lagi alasan Anda merasa marah dan susah mengendalikan emosi.
Kalau Anda sudah berhasil mengidentifikasi akar penyebab marah, Anda dapat merancang respons berbeda saat menghadapi situasi pemicu marah. Di saat senggang, bicarakan rasa marah yang sering muncul kepada orang terdekat atau tepercaya.