
TIKTAK.ID – Miom merupakan tumor non-kanker (tumor jinak) yang tumbuh di dalam atau sekitar rahim. Miom atau juga dikenal sebagai fibroid rahim ini juga bisa tumbuh sebagai nodul tunggal (one growth) atau berkelompok (berukuran 1 mm hingga diameter lebih dari 20 cm).
Biasanya, pertumbuhan miom kerap tidak disadarai oleh wanita karena tak kasat mata. Akan tetapi, tanda-tanda miom yang paling umum yakni sakit perut dan pendarahan hebat ketika sedang menstruasi.
Anda perlu mengenali gejala miom, supaya mengetahui kapan harus segera pergi ke dokter.
Seperti dikutip Kompas.com dari Verywell Health, berikut ini sejumlah tanda-tanda miom pada wanita yang perlu kita ketahui:
- Mengalami menstruasi yang berat, menyakitkan, dan berlangsung lama
- Perdarahan antarperiode atau sebelum menstruasi
- Nyeri pada panggul
- Perut terasa seperti ditekan
- Terjadi pembengkakan di perut bagian bawah (perut membesar)
- Mengalami sembelit
- Diare
- Sulit mengontrol kandung kemih, yaitu sering ingin buang air kecil atau kesulitan kencing
- Nyeri ketika sedang berhubungan seks
- Terasa nyeri pada punggung bawah
- Mengalami masalah reproduksi (seperti sulit hamil)
- Merasa lelah berkepanjangan.
Untuk diketahui, seberapa parah tanda-tanda miom yang dirasakan oleh wanita tergantung pada ukuran dan lokasi di mana benjolan tersebut tumbuh. Tanda-tanda pertumbuhan miom di rahim sendiri bisa muncul selama siklus menstruasi lalu hilang dengan sendirinya, sehingga mungkin kerap diabaikan oleh para wanita.
Oleh sebab itu, bila Anda merasakan salah satu ciri-ciri miom seperti yang disebutkan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter kandungan. Dalam kebanyakan kasus, miom memang tidak menyebabkan seorang wanita kehilangan nyawa. Sebab, miom juga bisa luruh atau keluar dengan sendirinya berupa gumpalan darah.
Meski begitu, ada kondisi darurat yang perlu segera mendapat penanganan dokter, yakni jika miom pecah. Benjolan miom di rahim yang pecah akan menimbulkan peningkatan tekanan darah, pendarahan hebat, dan nyeri akut, sehingga hal ini perlu segera ditangani. Nantinya, dokter akan merekomendasikan obat-obatan atau prosedur operasi, seperti laparoskopi, Uterine Fibroid Embolization (UFE), hingga histerektomi.