
TIKTAK.ID – Washington mengirim utusan khusus ke Afghanistan untuk mendesak pembicaraan damai antara Pemerintah dan kelompok Taliban. Utusan itu dijadwalkan mengunjungi Kabul dalam perjalanan dengan singgah ke lima negara, kata Departemen Luar Negeri AS pada Sabtu (25/7/20).
Perwakilan Khusus Amerika untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad berangkat pada Jumat lalu untuk melakukan perjalanan ke Doha, Kabul, Islamabad, Oslo, dan Sofia, kata Departemen itu melalui sebuah pernyataan.
Amerika Serikat sedang mengurangi jumlah pasukannya di Afghanistan berdasarkan perjanjian yang dicapai pada Februari lalu dengan Taliban, tulis Reuters.
Perjanjian tersebut bertujuan untuk membuka jalan bagi pembicaraan damai secara formal antara kelompok Taliban dan Pemerintah Afghanistan, dan tugas Khalilzad adalah mencoba dan membawa kedua belah pihak secepatnya ke meja perundingan.
Khalilzad berencana untuk mendesak kesepakatan pertukaran tahanan dan pengurangan kekerasan, dua masalah yang menghambat kemajuan menuju dimulainya pembicaraan damai.
“Meskipun kemajuan signifikan telah dibuat dengan pertukaran tahanan, masalah ini membutuhkan upaya tambahan untuk menyelesaikan sepenuhnya,” kata Departemen Luar Negeri dalam pernyataannya.
Pada Rabu lalu, Khalilzad mengutuk serangan pasukan Pemerintah Afghanistan yang menewaskan 45 orang, termasuk warga sipil, dalam serangan udara yang ditujukan kepada kelompok Taliban di provinsi barat yang berbatasan dengan Iran.
Sementara itu, kelompok Taliban menuduh Pemerintah Afghanistan menangkap kembali para tahanan yang sebelumnya dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian.
Juru Bicara Taliban yang berkantor di Doha, Suhail Shaheen pada Sabtu kemarin menulis di akun Twitter-nya bahwa Badan Intelijen Afghanistan, Direktorat Intelijen Nasional, telah melakukan operasi mendadak terhadap anggota kelompok Taliban yang telah dibebaskan.
Dia mengatakan Pemerintah di Kabul akan “memikul tanggung jawab atas konsekuensinya” jika dugaan penangkapan itu tidak dihentikan, tulis Aljazeera.
Shaheen juga mengatakan para tahanan yang dibebaskan telah mematuhi instruksi Pemerintah Afghanistan untuk tinggal di rumah dan tidak kembali ke medan perang.
Namun Juru Bicara Penasihat Dewan Keamanan Nasional Afghanistan, Javid Faisal, pada Minggu (26/7/20), mengatakan sejumlah tahanan yang dibebaskan telah kembali ke medan perang.
Faisal juga menolak klaim Taliban bahwa telah ada operasi untuk menangkap kembali tahanan yang dibebaskan.
Hingga saat ini Pemerintah telah membebaskan lebih dari 4.000 anggota kelompok Taliban, sementara Taliban telah membebaskan hampir 700 tahanan di bawah perjanjian Amerika-Taliban yang bertujuan untuk membuka jalan bagi pembicaraan damai di antara rakyat Afghanistan.