
TIKTAK.ID – Seorang wartawan di Meksiko terbunuh oleh kelompok bersenjata yang menyerbu sebuah restoran tempat dia makan malam di kota Iguala. Dia adalah Paulo Morrugares, seorang editor di PM Noticias, sebuah media online yang berfokus pada berita kriminal dan kepolisian di negara bagian Guerrero, salah satu daerah paling kejam di Meksiko.
Mengutip laporan BBC, Senin (3/8/20), Morrugares memilik pengawal, yang ditugaskan menjaga dirinya setelah dirinya dan istrinya selamat dari serangan serupa pada 2016. Pada insiden kali ini pengawalnya ikut tertembak mati.
Kelompok Reporters Without Borders (Reporters Sans Frontières [RSF] dalam bahasa Prancis) mengatakan dia adalah jurnalis keempat yang dibunuh di Meksiko tahun ini sementara Federasi Jurnalis Amerika Latin mencatat dia adalah jurnalis ketujuh yang tewas.
Kota itu sempat menjadi sorotan berita ketika pada 2014, terdapat 43 siswa hilang setelah melakukan perjalanan ke Iguala, ketika mereka bentrok dengan polisi.
Hanya dua siswa sejauh ini yang telah ditemukan dan investigasi baru terkait hilangnya mereka kini kembali diluncurkan.
Motif serangan kepada Morrugares belum jelas, namun wartawan, terutama yang meliput kejahatan, telah menjadi sasaran pada masa lalu di Meksiko.
Asosiasi Wartawan Pengungsi dan Wartawan Korban Penyerangan di Meksiko mengatakan bahwa Morrugares mendapat ancaman pada dua bulan lalu.
Wartawan Meksiko telah menyatakan keterkejutan mereka atas pembunuhannya.
Sebelumnya, pada Mei lalu seorang wartawan tewas dalam sebuah serangan bersenjata di Meksiko utara, dia adalah wartawan ketiga yang terbunuh saat itu.
Wartawan bernama Jorge Armenta, merupakan direktur outlet media Medios Obson di Ciudad Obregon. Dia berada di bawah perlindungan Pemerintah setelah menerima ancaman kematian.
Sejak 2000 lalu, lebih dari 140 wartawan terbunuh di Meksiko. Kelompok Advokasi RSF menggambarkan Meksiko sebagai negara paling mematikan bagi wartawan di luar zona perang.
Presiden Meksiko, Andrés Manuel López Obrador, yang menjabat sejak Desember 2018, bersumpah untuk mengakhiri pembunuhan terhadap wartawan. Namun para aktivis mengatakan tindakan yang diambil oleh pemerintahnya sejauh ini hanya simbolis.
Meksiko berada di peringkat ke-143 dari 180 negara menurut indeks kebebasan pers dunia pada 2020.