
TIKTAK..ID – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) diketahui merombak sejumlah pejabat. Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 166/TPA Tahun 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertahanan.
Surat itu pun disebut diusulkan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan telah ditandatangani Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sedikitnya terdapat enam perwira tinggi (Pati) atau pejabat eselon I di Kemenhan yang mengalami mutasi atau perombakan.
Salah satu pejabat yang diganti yakni Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan yang semula dijabat oleh Bondan Tiara Sofyan. Bondan digantikan Brigadir Jenderal TNI Dadang Hendrayudha.
Baca juga : Pengamat Ungkap 6 Hal Terkait Kegaduhan yang Dibuat Gatot Nurmantyo, Ini Tujuan Akhirnya
Dadang sendiri diduga merupakan mantan anggota Tim Mawar bentukan Mayor Bambang Kristiono pada Juli 1997, yang bertanggung jawab atas penghilangan paksa sejumlah aktivis prodemokrasi.
Tidak hanya Bondan, nama lain yang diganti adalah Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsda TNI Dody Trisunu. Dody akan digantikan oleh Mayjen TNI Budi Prijono yang semula menjabat sebagai Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan.
Sedangkan posisi Budi akan diisi oleh Marsma TNI Yusuf Jauhari. Kemudian Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan yang semula dijabat oleh Anne Kusmayati akan diganti oleh Marsda TNI Julexi Tambayong. Jabatan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kemhan yang awalnya diduduki oleh Laksda TNI Rijianto Rudy juga akan diganti oleh Mayjen TNI Joko Supriyanto.
Baca juga : Makjleb! Alasan Sesungguhnya Febri Diansyah Mundur dari KPK ini Kagetkan Publik
Tidak hanya itu, Kepala Badan Instalasi Strategis Pertahanan Kemhan yang semula dijabat oleh Joko Supriyanto akan dialihkan kepada Brigjen TNI Yulius Selvanus. Yulius juga diduga merupakan mantan anggota Tim Mawar.
Mengutip CNN Indonesia, Tim Mawar dikaitkan dengan Prabowo Subianto yang kala itu menjabat Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus. Prabowo dan rekannya, Mayjen Muchdi P.R serta Komandan Grup IV Kopassus Kolonel Chairawan, sempat diseret ke Dewan Kehormatan Perwira (DKP) terkait penculikan aktivis. Setelah itu, Prabowo dipecat dari militer.
Kemudian mantan Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI, Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal pernah mengakui bahwa Tim Mawar telah menculik sejumlah aktivis karena diperintah oleh Prabowo.