
TIKTAK.ID – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengganti redaksi azan untuk menyerukan jihad, meski sedang dalam kondisi perang. Menurut Cholil, Nabi Muhammad SAW hanya mengubah kalimat azan saat ada bencana yang menghalangi orang datang ke masjid.
“Nabi SAW tak pernah mengubah redaksi azan, bahkan ketika perang sekali pun, tetap tidak ada redaksi azan yang diubah. Redaksi azan itu juga tak boleh diubah menjadi ajakan jihad,” ujar Cholil Nafis, seperti dilansir CNN Indonesia, Senin (30/1/29).
Kemudian Cholil pun mencontohkan kisah saat ada angin kencang dan hujan deras, Nabi Muhammad SAW meminta muazin mengubah kalimatnya. Ia mengatakan, saat itu orang-orang diminta untuk melaksanakan salat di rumah masing-masing.
Baca juga : Habib Rizieq Bakal Dites Swab Polisi Sebelum Diperiksa Soal Kerumunan
Cholil menjelaskan, kisah tersebut diabadikan melalui hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Sedangkan mengenai mengubah azan menjadi seruan jihad, Cholil menyebut tidak ada riwayat hadis yang menyatakan hal itu.
“Oleh sebab itu, saya berharap agar masyarakat tak mengubah azan yang sudah baku dalam Islam,” tutur Cholil.
Cholil pun menegaskan bahwa jihad tak melulu soal perang. Ia juga meminta masyarakat agar tidak salah paham mengenai jihad.
Baca juga : Anies Baswedan Positif Corona, Tertular Siapa?
“Panggilan jihad tak perlu melalui azan dan jihad bukan hanya mengenai perang fisik saja. Jadi saya berharap masyarakat tak perlu resah dan memviralkan,” terangnya.
Perlu diketahui, sempat beredar video yang menayangkan azan jihad. Dalam video tersebut, tampak sejumlah orang sedang berbaris. Sementara terdapat satu orang di bagian depan melantunkan azan dengan mengganti satu kalimat.
Orang itu mengganti kalimat “hayya ‘alas sholah” (mari mendirikan salat) dengan hayya ‘alal jihad’ (mari berjihad). Setelah itu, akun anonim @AntiBuzzeRp di Twitter mengaitkan video itu dengan pemanggilan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab oleh kepolisian.
Baca juga : Mahfud MD dan Anies Baswedan Diundang ke Acara Pengganti Reuni 212
Namun FPI membantah berkaitan dengan aktivitas di video itu. Wakil Sekretaris Umum FPI, Aziz Yanuar mengklaim tidak tahu apakah video itu dibuat di Petamburan, Jakarta, seperti yang dibicarakan di medsos.