
TIKTAK.ID – Sesudah Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) diketok palu oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada Senin (5/10/20) lalu, Rupiah mengalami penguatan nilai tukar dalam lima hari berturut-turut. Bahkan sempat menjadikannya sebagai pemuncak se-Asia.
UU Ciptaker yang disahkan Senin sore lalu direspons baik pelaku pasar dalam serta luar negeri lantaran dipandang dapat membuat iklim investasi semakin membaik di dalam negeri. Bahkan Rupiah pun mengalami penguatan sampai 0,54% di hari Selasa.
Selasa (6/10/20) lalu, kurs tengah BI atau juga biasa disebut kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor menempati nilai Rp14.712. Rupiah mengalami penguatan signifikan 1,04% daripada posisi di hari sebelumnya.
Baca juga : Jokowi Kalahkan UAS dan Prabowo, Najwa Shihab Ungguli Susi Pudjiastuti dan Sri Mulyani
Sampai pertengahan perdagangan Jumat (9/10/20). Dolar Amerika Serikat (AS) yang tengah loyo menjadikan Rupiah berpeluang catatkan penguatan 5 hari tanpa henti.
Tetapi, di lain pihak, UU Ciptaker memunculkan sejumlah penolakan massa yang banyak. Buruh menggelar unjuk rasa dan mogok kerja besar selama 3 hari terakhir, yang menjadikan pelaku pasar kian waspada, Rupiah pun menguat sedikit menghadapi dolar AS yang tengah lesu.
Dolar AS tengah lesu selama 2 hari ke belakang, tarik ulur pembahasan stimulus fiskal tak dapat memberikan bantuan kinerja the greenback. Dolar AS mengalami kondisi “maju kena, mundur kena” selama pembahasan stimulus fiskal.
Baca juga : Ikut Tolak Omnibus Law, RK-Khofifah Surati Jokowi, Ganjar Pilih Dukung dengan Dalih ini
Sementara itu, Presiden AS, Donald Trump, pada Selasa waktu setempat mengharap perundingan stimulus sebesar US$ 2,2 triliun tak berlanjut sampai pemilihan presiden 3 November nanti.
“Saya menginstruksikan perwakilan supaya menghentikan negosiasi hingga sesudah pemilihan presiden”, tulis trump lewat akun Twitter pribadinya @realDonaldTrump, Selasa (6/10/20) sore waktu setempat.
Dolar AS pernah semakin kuat dalam merespons hal itu. Terkini, Presiden Trump beralih sikapnya terhadap stimulus fiskal, dan mendesak Kongres mengamini program stimulus sebesar US$ 1.200 untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) terhadap warga AS, lantas US$ 25 miliar untuk industri penerbangan, serta US$ 135 miliar pinjaman bagi usaha kecil.