
TIKTAK.ID – Komisi Eropa memasuki babak baru terkait sanksi terhadap Rusia dengan mengajukan proposal embargo minyak Rusia dengan menghentikan pengiriman melalui laut, sementara menunda larangan pasokan pipa minyak Rusia, seperti yang dilaporkan Bloomberg pada Sabtu (28/5/22) dengan mengutip “orang-orang yang mengetahui masalah ini”.
Usulan yang direvisi dikirim ke pemerintah negara-negara anggota pada Sabtu dan segera didiskusikan oleh para Duta Besar Uni Eropa pada Minggu, seperti yang dilansir Russia Today.
Badan Eksekutif UE mengatakan pengiriman minyak melalui pipa Druzhba, yang menghubungkan Rusia ke Ukraina, Belarus, Polandia, Hungaria, Slovakia, Republik Ceko, Austria dan Jerman, untuk saat ini harus dihindarkan dari embargo yang ingin diterapkan oleh blok tersebut.
Proposal tersebut diduga ditujukan untuk memenuhi keberatan Hungaria, yang telah menunda paket keenam sanksi Uni Eropa terhadap Rusia. Budapest menerima sebagian besar minyaknya dari Rusia, dan telah membandingkan larangan penuh sebagai “bom atom” atas ekonomi negaranya. Negara-negara terkurung daratan lainnya termasuk Republik Ceko dan Slovakia juga telah menyuarakan keberatan atas embargo tersebut.
Proposal baru akan memberi lebih banyak waktu kepada Hungaria untuk menemukan pengganti minyak pipa Rusia.
Adapun pasokan melalui laut, semua negara Uni Eropa harus menghentikan impor minyak mentah Rusia yang dikirim oleh kapal tanker dalam enam bulan ke depan dan produk minyak olahan dalam delapan bulan, kata sumber tersebut.
Komisi Eropa juga telah mengusulkan pembatasan ekspor ulang minyak pipa Rusia ke negara-negara anggota lain atau negara ketiga sebagai bagian dari rancangan tersebut.
Presiden Komisi Eropa, Ursula Von der Leyen mengatakan kepada MSNBC awal pekan ini bahwa blok tersebut tidak dapat segera melarang minyak Rusia karena Presiden Vladimir Putin “mungkin dapat membawa minyak yang tidak dia jual ke UE ke pasar dunia, hal itu akan mengakibatkan harga minyak akan meningkat, dan menjualnya lebih banyak – dan itu akan mengisi peti perangnya”.
Namun, Von der Leyen bersikeras bahwa mengatasi ketergantungan pada minyak dan gas Rusia tetap menjadi salah satu tujuan utama UE dalam jangka panjang.
“Seiring waktu apa yang kami lakukan adalah menyingkirkan ketergantungan keseluruhan bahan bakar fosil Rusia, ketiganya, dan tidak akan pernah kembali lagi… Jika ada sesuatu yang telah dicapai Putin adalah dia kehilangan klien terbaiknya dan Eropa tidak akan pernah datang kembali, dan dia mendorong kami –dan itu bagus– ke arah energi terbarukan,” katanya.