
TIKTAK.ID – Salah satu Ulama berpengaruh Irak, Muqtada al-Sadr, menyatakan bahwa jika pasukan AS tidak keluar dari negara itu, maka Irak akan menjadi Vietnam baru bagi Washington. Begitu bunyi dari pernyataan suratnya yang disampaikan kepada Parlemen, seperti yang dilaporkan PressTV, Senin 6 Januari 2020.
Sadr, yang memimpin fraksi terbesar di parlemen Irak, juga mengatakan bahwa resolusi parlemen yang menyerukan pemerintah untuk mengakhiri kehadiran pasukan asing masih belum cukup.
“Saya menganggap ini sebagai tanggapan yang lemah dan tak sebanding dengan pelanggaran Amerika terhadap kedaulatan Irak dan eskalasi regional,” bunyi surat itu.
Baca juga: Pemimpin Hizbullah: Pasukan Amerika akan Pulang dalam Peti Mati
Sadr menegaskan bahwa perjanjian keamanan dengan Amerika Serikat harus segera dibatalkan, kedutaan AS harus ditutup, pasukan AS harus diusir dengan cara yang memalukan, dan komunikasi dengan pemerintah AS harus dihentikan.
“Akhirnya, saya menyerukan secara khusus pada kelompok-kelompok perlawanan Irak dan kelompok-kelompok di luar Irak secara umum untuk segera bertemu dan mengumumkan pembentukan Legiun Perlawanan Internasional,” katanya.
Sementara itu, Perdana menteri Irak Adel Abdul-Mahdi mengatakan negaranya dan Amerika Serikat harus bekerja sama dalam proses penarikan semua pasukan asing dari negara itu.
Baca juga: Demonstrasi di Sejumlah Kota Besar Amerika Kutuk Pembunuhan Qassem Soleimani
Abdul-Mahdi membuat pernyataan itu setelah bertemu dan berbicara dengan Duta Besar AS Matthew Tueller. Pertemuan itu dilakukan usai anggota parlemen Irak dengan suara bulat menyetujui undang-undang yang menuntut penarikan semua pasukan militer asing yang dipimpin Amerika Serikat dari negara tersebut.
Pada Senin kemarin, Abdul-Mahdi juga berbicara dengan Kanselir Jerman Angela Merkel terkait resolusi parlemen Irak yang menyerukan semua pasukan asing harus meninggalkan negara itu.
Halaman selanjutnya…