
TIKTAK.ID – Pemerintah Turki ngotot akan melanjutkan operasi mereka melawan pejuang suku Kurdi yang dicapnya sebagai kelompok teroris. Walaupun konsekuensinya Ankara harus melanggar perbatasan di Irak utara. Ankara mendesak Baghdad untuk bekerja sama dengan Ankara untuk menumpas pejuang Kurdi.
Turki terus-menerus menyerang pejuang Partai Pekerja Kurdistan (PKK), baik Kurdi yang berada di bagian tenggara Turki maupun yang berada di Irak utara, tempat komunitas Kurdi bermarkas.
Pada Juni lalu, Ankara melancarkan serangan darat terbaru, yang dijulukinya sebagai “Operation Claw-Tiger”. Pada operasi ini pasukan Turki bergerak melanggar perbatasan Irak jauh ke dalam, tulis Al Jazeera.
Sementara pada Selasa kemarin, serangan udara Turki di Irak utara menewaskan dua anggota penjaga perbatasan Irak dan sopirnya, kata militer Irak, menyebut serangan itu sebagai “agresi mencolok”.
Kementerian Luar Negeri Irak kemudian mengatakan Baghdad membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Turki ke negara itu dan memanggil Duta Besar Turki untuk memberitahukan kepadanya tentang “penolakan yang dikonfirmasi oleh Irak atas serangan dan pelanggaran negaranya”.
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (13/8/20) pagi, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan kehadiran PKK juga mengancam Irak dan itu adalah tanggung jawab Baghdad untuk mengambil tindakan terhadap pemberontak, dan Ankara akan mempertahankan perbatasannya jika kehadiran PKK dibiarkan.
“Negara kami siap untuk bekerja sama dengan Irak dalam masalah ini. Namun, jika kehadiran PKK di Irak diabaikan, negara kami bertekad untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk keamanan perbatasannya di mana pun itu,” kata Kementerian itu. “Kami menyerukan Irak untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk ini.”
PKK, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa, mengangkat senjata melawan Turki pada 1984. Lebih dari 40.000 orang tewas dalam konflik tersebut, yang berpusat di tenggara Turki.
Otoritas Kurdi di Irak utara, yang didominasi oleh Partai Demokrat Kurdistan (KDP), melihat PKK sebagai kehadiran yang mengkhawatirkan tetapi tidak pernah dapat menghentikannya dari pangkalan Irak utara.
Sementara itu, Baghdad melihat kehadiran militer Turki di wilayah Kurdi sebagai pelanggaran terhadap kedaulatannya, tetapi tidak ingin menafikan Turki sebagai mitra dagang utamanya di Kawasan.