
TIKTAK.ID – Pemerintah Turki dituduh menyembunyikan kondisi sebenarnya wabah virus Corona negara itu setelah Menteri Kesehatan mengungkapkan bahwa angka Covid-19 harian yang diterbitkan oleh kementeriannya hanya mencerminkan pasien dengan gejala dan tidak semua kasus positif.
Menteri Fahrettin Koca mengakui pada konferensi pers Rabu (30/9/20) malam, bahwa sejak 29 Juli, Turki telah melaporkan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit atau di rumah mereka. Hitungan itu tidak termasuk kasus positif tanpa gejala, katanya. Dia mengabaikan pertanyaan tentang jumlah kasus virus Corona positif baru per hari, dan indikator utamanya.
“Kami berbicara terkait orang dengan gejala. Kami berikan ini sebagai jumlah pasien harian,” katanya kepada wartawan, seperti yang dilaporkan The Associated Press.
Pengungkapan itu menyebabkan protes di media sosial, dengan orang-orang meminta Pemerintah untuk mengungkapkan penyebaran sebenarnya dari virus Corona di antara populasi 83 juta jiwa di negara itu. Tagar yang menanyakan “#BerapaJumlahKasusnya?” dalam bahasa Turki menjadi tren pada Kamis (1/10/20) di Twitter.
Pengakuan Menteri tersebut disampaikan setelah seorang legislator oposisi, Murat Emir mengklaim bahwa jumlah sebenarnya dari infeksi baru setiap hari di Turki adalah 19 kali lipat lebih tinggi daripada angka harian yang dilaporkan oleh Pemerintah Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
Koca membantah klaim tersebut, dan bersikeras bahwa semua informasi yang diterbitkan pada tabel yang menunjukkan jumlah virus Corona harian di Turki adalah “benar.”
Pada Kamis ini, Emir meminta Koca untuk berhenti mengeluarkan data virus Corona harian dengan mengatakan, “Tidak ada yang percaya. Tidak memiliki nilai ilmiah. Tidak ada yang menganggapnya serius.”
“Pemerintah berjuang melawan angka-angka itu alih-alih memerangi wabah,” katanya.
Asosiasi Medis Turki, yang selama berbulan-bulan menuduh Pemerintah tidak melaporkan kasus yang sesungguhnya, menyerukan transparansi. Kelompok itu mempertanyakan data harian virus Corona setelah Pemerintah pada 29 Juli lalu mengubah kata-kata penghitungan dari “kasus” menjadi “pasien.”
“Anda gagal memimpin proses secara transparan. Anda menyembunyikan kebenaran. Anda gagal mencegah penyebaran,” kata kelompok itu.
Sebnem Korur Fincanci yang mengepalai asosiasi men-tweet: “Kebenaran adalah hak kami”.
Pemerintah pada hari Rabu melaporkan 1.391 “pasien” virus Corona baru dan 65 kematian. Sejak pandemi dimulai, Turki mengatakan 318.000 penduduk telah terinfeksi dan 8.195 orang meninggal dunia.
Para ahli mengatakan jumlah yang dilaporkan di semua negara mengecilkan jumlah sebenarnya dari pandemi, karena pengujian yang terbatas, kasus yang terlewat, gangguan data oleh beberapa Pemerintah dan faktor lainnya.