TIKTAK.ID – Pengadilan Turki akan memulai persidangan kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi pada Jumat besok dengan mengajukan 20 pejabat Saudi sebagai terdakwanya.
Dengan mulai dibukanya pengadilan terkait pembunuhan Khashoggi ini, tunangannya, Hatice Cengiz berharap akan ada titik terang yang menjelaskan kematian Khashoggi dan mengungkap lokasi di mana tubuhnya disembunyikan.
“Saya harap kasus kriminal ini di Turki mengungkap keberadaan tubuh Jamal (dan) bukti terhadap para pembunuh,” kata Cengiz, yang sedang menunggunya di luar Konsulat pada hari pembunuhannya, kepada Reuters.
Khashoggi terakhir kali terlihat memasuki Konsulat Saudi untuk mengurus beberapa dokumen sebagai syarat pernikahan yang akan dilakukan dengan Cengiz pada 2018. Pejabat Turki mengatakan mayatnya dipotong-potong dan dikeluarkan dari gedung. Hingga kini jasadnya belum juga ditemukan.
Dalam dakwaannya, Jaksa Istanbul menuduh mantan Wakil Kepala Intelijen Umum Arab Saudi, Ahmed al-Asiri, dan mantan Penasihat Pengadilan Kerajaan Saudi, al-Qahtani karena menghasut “pembunuhan berencana yang mengerikan itu”, kata kantor Kejaksaan pada Maret lalu.
Selain 20 orang terdakwa, masih ada 18 terdakwa lain yang didakwa terlibat mencekik Khashoggi, tokoh yang dikenal sangat kritis kepada penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Pada pengadilan Jumat besok, 20 terdakwa rencananya akan diadili secara in absentia.
Pembunuhan Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018 memicu kecaman besar-besaran dari dunia internasional. Kejahatan itu merusak hubungan antara Ankara dan Riyadh, mencoreng citra internasional sang Pangeran. Sejumlah Pemerintah Barat, serta CIA mengatakan mereka yakin pembunuhan itu atas perintah Mohammed bin Salman, namun semua tuduhan itu disangkal pejabat Saudi.
Duta Besar Arab Saudi untuk PBB, Abdullah Mouallimi mengatakan Turki tak bekerja sama dengan Saudi untuk melakukan penyelidikan pembunuhan itu. Dia mengaku beberapa kali meminta Ankara berbagi bukti penyelidikan dengan Saudi, namun tak mendapat tanggapan.
Sebelumnya pada akhir tahun lalu, pengadilan Saudi menjatuhkan hukuman mati kepada lima orang dan tiga penjaga penjara karena divonis terlibat pembunuhan Khashoggi, sayangnya pengadilan itu bersifat rahasia.
Selanjutnya, keluarga Kashoggi mengatakan memaafkan para pembunuhnya. Hal itu membuka jalan penangguhan resmi kepada para terpidana.
Namun, Cengiz memiliki pandangan berbeda. Dia mengatakan persidangan maupun pengampunan yang sebelumnya terjadi tidak mengikuti proses yang benar.
“Tidak ada yang bisa mengikuti ‘persidangan’ yang terjadi di Arab Saudi secara sah; hal itu dilakukan secara rahasia dan orang-orang yang dihukum tidak disebutkan namanya,” kata Cengiz.
Ankara dan Riyadh saling lempar tuduhan. Turki menuduh pejabat Saudi menghalangi penyelidikan, sementara Saudi berulang kali mengatakan bahwa jaksa Istanbul belum memenuhi permintaan untuk berbagi informasi.
Pangeran Mohammed telah membantah memerintahkan pembunuhan itu tetapi mengatakan dia memikul tanggung jawab utama sebagai Pemimpin Kerajaan secara de facto.
Arab Saudi awalnya membantah keterlibatan atau mengetahui tentang kematian Khashoggi, namun kemudian mereka mengubah posisinya beberapa kali.