TIKTAK.ID – Meskipun hasil pemilihan presiden AS 2020 belum diumumkan secara resmi, namun media-media besar Amerika telah memproyeksikan bahwa kandidat Partai Demokrat, Joe Biden sebagai pemenang pemilu.
Proyeksi itu tentu saja langsung ditolak mentah-mentah oleh pesaingnya dari Partai Republik, Donlad Trump, yang menuding telah terjadi banyak pelanggaran pada pemilihan 3 November itu.
Trump menekankan bahwa Biden tidak dapat menjadi POTUS (Presiden of the United States/Presiden Amerika Serikat) jika dugaan pelanggaran dikonfirmasi.
“Jika kami benar tentang penipuan itu, maka Joe Biden tidak bisa menjadi presiden. Kami berbicara tentang ratusan ribu suara. Kami berbicara tentang angka yang belum pernah dilihat orang lain,” kata Trump. “Dulu kami punya hari yang disebut Hari Pemilu. Sekarang kami punya hari, minggu, dan bulan pemilu, dan banyak hal buruk terjadi selama periode waktu yang konyol ini,” tambahnya, seperti yang ditulis Sputniknews, Kamis (3/12/20).
Trump sebelumnya mengatakan bahwa sistem pemilu Amerika sedang diserang, karena para pesaingnya berusaha membatalkan semua yang telah dia lakukan selama masa jabatannya, dan juga ingin membatalkan hasil pemilu 2016.
Tim kampanye Trump berkomitmen untuk terus berjuang hingga ke Mahkamah Agung AS untuk menuntut hasil pemilu tahun ini, dengan alasan banyak pelanggaran di Negara Bagian utama.
Trump menolak mengakui Biden sebagai pemenang pemilihan pada 3 November itu. Sementara Biden didaulat sebagai pemenang oleh jaringan media Amerika. Pada saat yang sama, Trump mengizinkan dilakukannya peralihan formal kekuasaan ke tim Biden-Harris.
Tim kampanye tersebut juga mengeluarkan pernyataan bahwa penyelidikan Departemen Kehakiman AS (DOJ) atas kecurangan pada pemilihan seperti yang dituduhkan Trump tidak memperhitungkan bukti dan saksi yang mereka buat setelah Jaksa Agung AS, Bill Barr mengatakan penyidik tidak menemukan bukti kecurangan pemilih besar-besaran selama pemilihan presiden.
Hasil resmi akhir pemilihan presiden AS akan diketahui setelah 14 Desember, ketika Electoral College mengumumkan hasil suaranya.
Sementara, terkait dengan tuduhan Trump itu, pada pertengahan bulan lalu pejabat pemilu AS mengatakan pemungutan suara Gedung Putih tahun 2020 adalah yang “paling aman dalam sejarah Amerika”. Dia menolak klaim penipuan yang dilontarkan Presiden Donald Trump.
“Tidak ada bukti bahwa sistem pemungutan suara menghapus atau menghilangkan suara, mengubah suara, atau dengan cara apa pun dikompromikan”, bunyi pernyataan Komite Pemilu.