TIKTAK.ID – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan pada Rabu (19/8/20), bahwa dia mengharapkan Arab Saudi segera bergabung dengan kesepakatan yang diumumkan minggu lalu oleh Israel dan Uni Emirat Arab untuk menormalkan hubungan diplomatik dan menjalin hubungan baru yang lebih luas.
“Ya saya berharap begitu,” jawab Trump ketika ditanya pada konferensi pers Gedung Putih apakah dia mengharapkan Arab Saudi untuk bergabung dengan kesepakatan tersebut, tulis Reuters.
Di bawah perjanjian yang ditengahi Trump, Israel setuju untuk menangguhkan rencana pencaplokan wilayah pendudukan di Tepi Barat. Perjanjian tersebut juga memperkuat penentangan terhadap kekuatan regional Iran, yang dipandang UEA, Israel, dan Amerika Serikat sebagai ancaman utama bagi Timur Tengah.
Padahal, yang selama ini mencaplok wilayah negara lain adalah Israel. Nah, usulan pencaplokan itu sendiri merupakan ide Presiden Amerika, Donald Trump agar Isreal dapat mencaplok 30 persen wilayah Tepi barat. Namun, Amerika tetap saja menganggap Iran sebagai ancaman di Timur Tengah, bukan Israel.
Dalam komentar resmi pertama Arab Saudi sejak perjanjian diumumkan, Menteri Luar Negerinya mengatakan pada hari yang sama bahwa Kerajaan pimpinan Putra Mahkota, Pangeran Muhammad bin Salman tetap berkomitmen untuk berdamai dengan Israel berdasarkan Prakarsa Perdamaian Arab tahun 2002.
Arab Saudi, yang tidak mengakui Israel, membuat inisiatif di mana negara-negara Arab menawarkan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel sebagai imbalan atas kesepakatan kenegaraan dengan Palestina dan penarikan penuh Israel dari wilayah yang direbut pada tahun 1967.
Sebelumnya dalam konferensi pers, Trump menyebut kesepakatan UEA-Israel bagus dan mengatakan “negara-negara yang Anda bahkan tidak percaya ingin mencapai kesepakatan itu.” Dia tidak menyebutkan negara lain selain Arab Saudi.
Trump juga mengatakan UEA tertarik untuk membeli jet F-35 buatan Lockheed Martin Co, yang digunakan Israel dalam pertempuran.
“Mereka punya uang dan mereka ingin memesan cukup banyak F-35,” kata Trump.
Sebelumnya, pada pekan lalu, Trump menyebut hari paling bersejarah di Timur Tengah setelah mengklaim dapat membuat UEA bertekuk lutut dan menerima tawaran untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.