
TIKTAK.ID – Deputi Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorime (BNPT) Irfan Idris mengatakan ada pergeseran tren di kalangan kelompok teroris saat ini. Jika dulu aksi terorisme didominasi oleh laki-laki, kini juga melibatkan istri dan anak-anak mereka.
“Kalau dulu, (hanya) laki-laki atau sang suami yang ikut (dalam aksi teror) dan tidak membawa banyak pengaruh dengan membawa anak dan istri,” ujar Irfan di Tanah Abang Jakarta Pusat, Sabtu (16/11/19). “Tapi sekarang, istri diajak suami. Suami juga mengajak anak.”
Baca juga: Terlibat Penyerangan Tewaskan 1 Orang, 12 Mahasiswa UMI Makassar Kena Sanksi DO
Tren ini menurutnya bisa dilihat dari kasus serangan bom di Surabaya yang melibatkan istri dan anak-anak mereka. Ada tiga peristiwa di Surabaya yang melibatkan satu keluarga.
Peristiwa pertama adalah serangan ke tiga gereja, pada Minggu 13 Mei 2018. Ketiga gereja itu adalah Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro, dan GPPS Jemaat Sawahan. Serangan ini dilancarkan oleh Dita Oepriarto bersama istri dan tiga anaknya.
Baca juga: Dalam 2 Hari, Densus Tangkap 7 Terduga Teroris
Halaman selanjutnya…