
TIKTAK.ID – Aliansi mahasiswa diketahui telah menolak kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional Kamar Dagang Indonesia (Munas Kadin), di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Aksi penolakan tersebut berlangsung di Kantor Kadin Sultra, Jalan Laode Hadi, Kendari, pada Rabu (30/6/21) petang.
“Menolak Jokowi untuk hadir. Sebab, kota Kendari ini angka kasus Covid-19 itu lagi naik,” ujar Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Kota Kendari, Anhar, seperti dilansir dari CNNIndonesia TV, Kamis (1/7/21).
Mulanya, massa tampak berdemonstrasi ketika Jokowi masih di lokasi Kantor Gubernur. Saat itu, Jokowi bersama Panglima TNI menghadiri rangkaian kegiatan peninjauan vaksinasi massal dan pertemuan dengan Forkompinda.
Baca juga : Hari Bhayangkara ke-75, Jokowi Minta Polisi Tak Asal Tangkap
Selanjutnya massa berdemonstrasi di lokasi perempatan Pasar Baru Kendari selama sekitar satu jam lebih. Mereka menyatakan penolakan kedatangan Jokowi di Kendari, lalu membakar bendera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Massa mencabut sekitar 10 bendera, yang berasal dari pinggir jalan di sekitar lokasi demonstrasi. Bendera itu diarak ke tengah perempatan. Beberapa massa aksi lantas mengeluarkan korek api, kemudian menumpuk dan mulai membakar bendera tersebut.
Kemudian aksi puluhan mahasiswa ini mendapatkan perlawanan dari kelompok pendukung Jokowi. Imbasnya, kericuhan pun tidak bisa terhindarkan. Kedua kubu bertikai dengan saling serang menggunakan batu dan kayu. Peristiwa tersebut lantas mengakibatkan bagian depan Kantor Kadin Sultra rusak terkena lemparan batu.
Baca juga : Ketua Banggar Minta DPR Ikut Bersuara Soal Bengkaknya Utang Pemerintah: Ngapain Aja Ente di Senayan, Tidur?
Setelah itu, kericuhan reda usai polisi mengurai massa dengan tembakan gas air mata dan tembakan ke udara.
Sementara itu, Jokowi diketahui hadir secara fisik di acara pembukaan Munas Kadin, Rabu (30/6/21). Dalam acara tersebut, mantan Wali Kota Solo itu turut didampingi sejumlah pembantunya.
Melalui sambutannya, Jokowi mengklaim masih merasa optimistis ekonomi akan tembus tujuh persen pada kuartal II 2021, meski kasus penularan Covid-19 terus melonjak sejak awal Juni 2021. Sekadar informasi, kini kenaikan kasus per hari bahkan sudah mencapai lebih dari 20 ribu orang.
Baca juga : Ketua Banggar Minta DPR Ikut Bersuara Soal Bengkaknya Utang Pemerintah: Ngapain Aja Ente di Senayan, Tidur?
Tidak hanya berbicara mengenai masalah ekonomi, Jokowi juga menyinggung penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di wilayah Jawa dan Bali.