
TIKTAK.ID – Umumnya, tekanan darah tinggi atau hipertensi tidak menunjukkan gejala, sehingga seseorang jarang mengenali kondisinya.
Hipertensi sendiri adalah kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi. Penyakit ini didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90, dan dianggap parah bila tekanan di atas 180/120.
Seperti dilansir Kompas.com, berikut ini sejumlah tips mencegah dan menurunkan tekanan darah.
- Memperbanyak aktivitas fisik dan olahraga
Olahraga secara teratur akan meningkatkan detak jantung dan pernapasan. Seiring waktu, jantung Anda pun lebih kuat dan bisa memompa darah tanpa perlu bekerja keras. Hal itu dapat mengurangi tekanan pada arteri sehingga mencegah kondisi hipertensi.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), sebaiknya berolahraga selama 30 menit per hari. Lakukan olahraga secara bertahap, mulai dari pemanasan selama 5-10 menit, dan diikuti dengan pendinginan selama 5 menit. Anda bisa memilih olahraga yang disukai, aman, mudah, dan sesuai kondisi fisik. Untuk mencapai hasil yang optimal, lakukan olahraga minimal 3 kali seminggu.
- Menurunkan berat badan
Seseorang yang merasa kelebihan berat badan perlu diet dengan cara berolahraga, konsumsi makanan sehat, dan mengontrol konsumsi daging-dagingan serta makanan berkarbo.
Healthline menjelaskan, sebuah penelitian mengklaim orang yang berhasil menurunkan berat badan bisa mengurangi tekanan darah rata-rata 3,2 mm Hg diastolik dan 4,5 mm Hg sistolik.
- Mengurangi konsumsi gula dan karbohidrat
Banyak penelitian menyatakan membatasi gula dan karbohidrat olahan mampu membantu menurunkan berat badan dan menurunkan tekanan darah. Gula, khususnya fruktosa, disebut-sebut bisa meningkatkan tekanan darah Anda lebih dari garam, yakni sebesar 5,6 mm Hg diastolik dan 6,9 mm Hg sistolik. - Mengonsumsi makanan mengandung kalium dan mengurangi garam
Dengan meningkatkan asupan kalium dan mengurangi garam, dapat menurunkan tekanan darah. Pasalnya, kalium atau potasium punya fungsi ganda, yakni mengurangi efek garam sekaligus meredakan ketegangan di pembuluh darah. Meski begitu, terlalu banyak konsumsi kalium berbahaya bagi pengidap penyakit ginjal. Untuk itu, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum meningkatkan asupan kalium.