
TIKTAK.ID – Kelompok musik legendaris, The Rolling Stones memperingatkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk tak membawakan lagu-lagunya dalam kampanye pemilihan Presiden Amerika atau akan menghadapi tindakan hukum, tulis BBC.
Pernyataan itu disampaikan kuasa hukum Band asal London Inggris itu, BMI untuk menghentikan penggunaan musik mereka secara tidak sah dalam kampanye Trump.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Sabtu (27/6/20), perwakilan untuk kelompok itu mengatakan bahwa “langkah lebih lanjut untuk mengecualikan” Trump menggunakan bahan Rolling Stones dalam kampanye presiden di masa depan sangat diperlukan setelah “anjuran” yang disampaikan diabaikan.
BMI mengatakan akan melaporkan kampanye Trump atas nama Stones bahwa penggunaan lagu-lagu mereka tanpa izin merupakan pelanggaran lisensi, dan akan dikenakan tindakan hukum.
Salah satu lagu Band berlambang lidah menjulur ini yang berjudul “You Can’t Always Get What You Want” dinyanyikan dalam demonstrasi para pendukung Trump di Tulsa, Oklahoma pekan kemarin.
Lagu yang sama digunakan dalam kampanye Trump selama pemilu Amerika pada 2016.
“The Rolling Stones tidak mendukung Donald Trump,” tulis band itu melalui akun resmi Twitter-nya pada 2016.
Pada April lalu, kelompok musik yang digawangi oleh penyanyi 76 tahun, Sir Mick Jagger ini merilis single baru pertama mereka setelah delapan tahun absen dengan title “Living In A Ghost Town”.
Bukan hanya The Rolling Stone, pada awal bulan ini, keluarga musisi rock Tom Petty juga mengeluarkan surat penghentian kampanye Trump karena menggunakan lagunya “I Won’t Back Down” tanpa izin di demonstrasi pendukung Trump di Tulsa.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di Twitter, keluarga itu mengatakan bahwa almarhum artis itu “tidak pernah ingin lagu miliknya digunakan untuk kampanye kebencian”.
Petty meninggal pada tahun 2017 karena overdosis dan kecelakaan setelah mengonsumsi obat penghilang rasa sakit, dalam usia 66 tahun.
Langkah yang dilakukan The Rolling Stone dan Tom Petty ini mengikuti jejak penyanyi lain seperti Adele, Neil Young dan Steven Tyler yang melarang lagu-lagu dan musik mereka untuk kampanye presiden Trump.
Sementara, kampanye Presiden Amerika masih akan berlanjut dalam beberapa bulan lagi ketika Trump bersiap menghadapi calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden dalam pemilihan presiden November mendatang.