
TIKTAK.ID – Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) meminta klarifikasi manajer pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong. Shin Tae Yong diketahui berkomentar mengungkapkan ketidaknyamanannya saat ini di media Korea Selatan.
Sejumlah media Korsel seperti Naver Sports dan News Joins pun memuat sejumlah keluh-kesah Tae Yong terkait kariernya melatih dan situasi di PSSI.
Pelaksana tugas (plt) Sekjen PSSI, Yunus Nusi mengaku hingga kini dirinya masih berkomunikasi baik dengan pelatih asal Korea Selatan itu. Sementara Wakil Sekjen PSSI, Maaike Ira Puspita baru saja berkomunikasi dalam rangka pematangan rencana untuk pemusatam latihan Timnas Indonesia pada Juli mendatang.
“Untuk berita-berita dari media, selama itu bukan dari STY atau agensinya langsung, maka kami tidak akan menanggapi, karena sejauh ini komunikasi ke kami belum ada pernyataan itu,” ujar Yunus kepada wartawan di Kantor PSSI, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Kamis (18/6/20).
“Kami juga sudah mengonfirmasi ke Shin Tae Yong apakah benar statemen itu, siapa tahu kan [tidak benar]. Kami tidak tahu media Korea seperti apa, jadi kita tunggu dari Shin Tae Yong langsung. Selama belum ada omongan langsung dari Shin Tae Yong, kami tak akan bicara,” imbuhnya.
Yunus juga menyebut akan menyerahkan kepada Tim Satuan Tugas (Satgas) Timnas Indonesia yang baru terbentuk untuk menanyakan.
Di sisi lain, Ketua Tim Satgas Timnas Indonesia, Syarif Bastaman menyatakan pada prinsip dalam kontrak, PSSI berstatus sebagai pemberi kerja. Menurutnya, sebagai profesional, Shin Tae Yong harus mengikuti arahan dari pemberi kerja dengan memberikan pelayanan berupa kecakapan teknis dalam melatih.
“Kalau waktu, metode, tempat [Pelatnas] itu ranah PSSI, mengapa PSSI ngotot untuk diadakan Pelatnas di Jakarta dan secepat-cepatnya bulan Juli? Kita harus menjaga protokol Covid-19 dilakukan, karena kita tidak mau main-main, apalagi event tahun depan itu pertaruhan bangsa dan negara yang ada di PSSI,” tutur Syarif.
“Ini bukan bisnis seperti biasa, yang penting memenuhi kontrak dibayar. Sebenarnya pelatih siapa pun, harus memiliki sense of urgency, lebih tinggi dari pemberi kerja,” ucap Syarif.
Lebih lanjut, Syarif mengungkapkan bahwa PSSI memberikan target dan tugas kepada pelatih secara terukur bersamaan dengan pemenuhan kewajiban pembayaran nilai kontrak yang terpenuhi.