
TIKTAK.ID – Tak membutuhkan waktu lama bagi Taliban untuk mengumumkan pembentukan negara baru di Afghanitan dengan nama “Imarah Islam Afghanistan”. Pengumuman itu disampaikan setelah mereka berhasil merebut Kabul dari Pemerintahan yang didukung Barat dan 102 tahun setelah Inggris melepaskan kekekuasaannya atas negara itu.
Dalam sebuah posting Twitter pada Kamis, Jubir resmi Taliban, Zabiullah Mujahid mengumumkan pembentukan negara baru, “Imarah Islam Afghanistan”. Dia juga membagikan gambar bendera emirat yang tampaknya digabungkan dengan Taliban, seperti yang dilaporkan RTnews.
Deklarasi itu dilakukan kurang dari seminggu setelah jatuhnya Ibu Kota negara, Kabul, ke tangan kelompok militan Islam. Mujahid juga menyatakan bahwa pendirian “Imarah Islam Afghanistan” dilakukan 102 tahun setelah Inggris melepaskan kendali atas negara itu. Pada 19 Agustus diperingati sebagai hari libur nasional di Afghanistan, yaitu memperingati kemerdekaannya dari negara adidaya kolonial.
Organisasi Islam itu telah lama menggunakan nama “Imarah Islam Afghanistan” untuk menyebut dirinya dalam komunikasi resmi.
Pada Minggu kemarin, kelompok Taliban mengklaim kendali atas Kabul ketika Presiden terguling Ashraf Ghani melarikan diri, mencari perlindungan di Uni Emirat Arab. Pada Selasa, tanpa ketidakhadiran Ghani, Wakil Presiden Pertama Amrullah Saleh mengatakan dia saat ini berada di negara itu dan oleh karena itu, menurut konstitusi, maka dengan ketidakadaan presiden, ia pemimpin yang sah negara itu.
Pada Selasa malam, salah satu pendiri Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar kembali ke Afghanistan dari pengasingannya di Ibu Kota Qatar, Doha. Baradar disambut hangat di tempat kelahiran Taliban di Kandahar, dengan ratusan orang berbaris di jalan-jalan untuk menyambut tokoh masyarakat dan pemimpin politik kelompok itu.
Beberapa percaya dia akan menjadi presiden negara berikutnya, meskipun Haibatullah Akhundzada yang ilusif dianggap sebagai pemimpin Taliban.
Pada Rabu, timbul kerusuhan yang setidaknya mengakibatkan tiga orang tewas di Jalalabad, menurut saksi mata, ketika orang-orang bersenjata Taliban menembaki kerumunan pengunjuk rasa.
Rekaman dari kota timur menunjukkan demonstran meruntuhkan standar Taliban dan mengibarkan bendera Afghanistan.
Sejak pengambilalihan Taliban, ada juga protes di Khost dan Asadabad, meskipun tidak ada laporan tentang penembakan ke arah demonstrasi tersebut.