
TIKTAK.ID – Kemajuan yang terus diperoleh Taliban dengan menguasai wilayah yang semakin besar di Afghanistan, memaksa banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Denmark dan Norwegia menarik sebagian staf diplomatik mereka keluar dari Kedutaan di Kabul.
Laporan intelijen mengutip sumber diplomatik yang tak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa Ibu kota Afghansitan, Kabul dapat dikepung dalam seminggu atau 72 jam ke depan, tulis CNN.
Outlet itu juga mengatakan perkiraan itu muncul di tengah para pejabat Amerika menarik staf diplomatik dari Kabul, serta menginstruksikan mereka untuk menghancurkan materi dan barang sensitif yang dapat “disalahgunakan dalam upaya propaganda”.
Orang Amerika bukan satu-satunya yang meninggalkan Kedutaan mereka, dengan Inggris, Kanada, Denmark, dan Norwegia juga melakukan hal yang sama, mereka mengevakuasi para staf. Amerika, bersama dengan negara-negara lain, akan mengerahkan pasukan tambahan di wilayah tersebut untuk membantu evakuasi, seperti yang dilansir Sputniknews.
Keputusan Amerika itu muncul di tengah penilaian Pentagon yang mengatakan bahwa Ibu Kota Afghanistan tidak menghadapi “ancaman yang akan segera terjadi”.
“Kabul saat ini tidak berada dalam ancaman yang akan segera terjadi,” kata Juru Bicara Pentagon, John Kirby kepada wartawan. “Tapi jelas,” katanya, “jika Anda hanya melihat apa yang telah dilakukan Taliban, Anda dapat melihat bahwa mereka mencoba mengisolasi Kabul.”
Kirby juga mengulangi “keprihatinan besar” Washington atas kecepatan gerakan Taliban di negara itu dan “kurangnya perlawanan yang mereka hadapi”.
Taliban telah memperoleh kemajuan pesat di Afghanistan sejak pasukan Amerika mulai keluar dari negara itu, membangun kendali atas setidaknya selusin dari 34 Ibu Kota provinsi negara itu, termasuk kota terbesar kedua di negara itu, Kandahar. Menurut pejabat kemanusiaan, gerilyawan sekarang berada dalam jarak 50 kilometer dari Ibu Kota, dengan Kabul mengalami pemadaman listrik dan menjadi “hampir sepenuhnya terisolasi”.
Direktur Dewan Pengungsi Norwegia di Afghanistan juga mengatakan bahwa Afghanistan mendekati krisis kemanusiaan dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan banyak keluarga “ketakutan” dan melarikan diri ke Kabul.
Pemerintahan Biden kini menghadapi kritik atas aksi penarikan militernya, terutama mengingat Biden sendiri pada Juli lalu mengatakan bahwa “sangat tidak mungkin” Taliban mengambil alih kekuasaan setelah keluarnya Amerika.