
TIKTAK.ID – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih belum menemukan calon alternatif di luar putra Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, untuk bertarung pada Pilkada Solo. Hal itu yang membuat PKS mengambil sikap abstain.
“Memang sampai hari ini dari DPD Solo mereka mengatakan berikhtiar untuk menghadirkan calon lain. Tapi dari semua ikhtiar yang dilakukan, mereka menyimpulkan mereka ingin abstain,” ujar Presiden PKS Sohibul Iman dalam konferensi pers di Gedung DPP PKS, Jakarta, seperti dilansir Tempo.co, Sabtu (29/8/20).
Sohibul mengatakan keputusan abstain di Pilkada Solo tersebut lantaran semua partai politik yang memiliki kursi DPRD Solo telah mengusung Gibran. Sedangkan kursi PKS di DPRD, lanjut Sohibul, tidak cukup untuk bisa mengajukan calon sendiri meski berada di urutan kedua peraih suara terbanyak dalam Pileg 2019.
Baca juga : Baru Terungkap, Ternyata ini Penyebab Pertamina Rugi 11 Triliun Lebih
Dari 45 kursi DPRD Kota Solo, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sendiri menguasai sebanyak 30 kursi. Kemudian di posisi kedua terdapat PKS dengan 5 kursi, posisi ketiga ditempati Partai Golkar, Partai Gerindra, dan Partai Amanat Nasional dengan masing-masing 3 kursi, serta 1 kursi terakhir dipegang oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Padahal syarat administrasi untuk bisa mengajukan pasangan calon yakni partai atau gabungan partai harus memiliki minimal 20 persen kursi DPRD atau minimal 9 kursi untuk Pilkada Solo. PKS pun menyatakan tidak akan mendukung calon independen di Pilkada Solo.
“Ya, kan, kalau independen memang tidak memerlukan dukungan atau usungan partai, kan,” terang Sohibul.
Baca juga : Setelah Novel Baswedan, Giliran 4 Anak dan Istrinya Positif Corona
Sebelumnya, pengamat Politik LIPI, Aisah Putri Budiarti memprediksi Gibran kemungkinan besar bakal melawan kotak kosong. Pasalnya, banyak partai politik yang ikut menyatakan dukungan terhadap putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.
“Menurut saya berat, dan kemungkinan besar melawan kotak kosong sih,” ucap Aisah di Jakarta, Kamis (23/7/20).
Menurut Aisah, sulit untuk mencari lawan tanding Gibran di Solo. Terlebih, Aisah menilai kota tersebut juga merupakan basis suara partai pengusung utama Gibran, yakni PDIP. Ia menyebut Gibran juga memiliki modal sosial dan finansial yang kuat sebagai putra daerah, anak presiden, dan pengusaha.