
TIKTAK.ID – Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menyoroti kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Jawa Tengah (Jateng), ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menerima gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Pertahanan (Unhan), Jumat (11/6/21).
Jamiluddin menilai Jokowi hendak memamerkan keakrabannya dengan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, yang belakangan menjadi sasaran tembak sejumlah elite PDIP.
“Keakraban Jokowi dan Ganjar dalam kunker itu dapat mengindikasikan adanya kubu-kubuan di PDIP. Di sini Jokowi memberikan sinyal Ganjar menjadi bagian dari gerbongnya,” ujar Jamiluddin, seperti dilansir JPNN.com, Sabtu (12/6/21).
Kemudian mantan dekan Fakultas Ilmu Komunikasi IISIP Jakarta tersebut menyatakan penganugerahan gelar Profesor Kehormatan kepada Megawati tentu merupakan momen penting bagi PDIP.
Sekadar informasi, penganugerahan gelar itu turut dihadiri Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan Ketua DPR, Puan Maharani. Prabowo dan Megawati sendiri akhir-akhir ini memang terlihat makin akrab. Bahkan beredar spekulasi mengenai kemungkinan Ketua Umum Gerindra itu akan berpasangan dengan Puan Maharani pada Pilpres 2024.
Akan tetapi, Jokowi lebih memilih pergi ke Jateng untuk meninjau proyek Tol Semarang-Demak yang juga berfungsi sebagai tanggul pengendali banjir.
Jamiluddin pun mengklaim Jokowi seolah hendak menyampaikan isyarat bahwa Ganjar lebih pantas diusung PDIP pada Pilpres 2024 ketimbang Puan yang notabene putri Megawati.
“Sinyal ini (keakraban Jokowi dan Ganjar, red) diharapkan bisa ditangkap oleh Megawati,” tutur Jamiluddin.
Lebih lanjut, Jamiluddin juga menganggap keakraban Megawati dan Prabowo menyiratkan koalisi PDIP dan Gerindra di Pilpres 2024 hanya tinggal menunggu waktu.
“Megawati dan Prabowo tampaknya sudah ada kesepahaman dalam menata Indonesia, sehingga hal ini menumbuhkan saling percaya yang kuat di antara mereka,” terang Jamiluddin.
Untuk itu, Jamiluddin menyebut koalisi Gerindra dan PDIP akan bermuara pada duet Prabowo-Puan di Pilpres 2024.
“Sinyal itu diperkuat saat keduanya duduk berdampingan dalam sidang Senat di Universitas Pertahanan,” jelas Jamiluddin.
Jamiluddin lantas menduga Prabowo akan memiliki peluang lebih besar di Pilpres 2024 jika didukung partai politik yang solid. Menurutnya, PDIP dan Gerindra sama-sama memiliki kader militan dan mesin politik solid.