TIKTAK.ID – Sebuah jajak pendapat terbaru yang dirilis pada Sabtu (9/7/21), menyebutkan bahwa mayoritas rakyat Brasil menginginkan pemakzulan Jair Bolsonaro. Hasil jajak pendapat itu dirilis bersamaan dengan tuduhan korupsi dan tekanan atas buruknya penanganan pandemi oleh sang Presiden.
Survei Datafolha menunjukkan 54 persen rakyat Brasil mendukung langkah yang diusulkan oleh Majelis Rendah Brasil untuk membuka proses pemakzulan terhadap Bolsonaro, hasil itu berbanding dengan 42 persen yang menentangnya, seperti yang dilaporkan Aljazeera.
Dalam survei Datafolha terakhir tentang masalah ini, yang dirilis pada Mei lalu, pendukung dan penentang pemakzulan pada dasarnya terikat.
Bolsonaro, yang dikenal sebagai seorang yang skeptis terhadap Covid-19 menganggap virus itu sebagai “flu kecil”, telah menghadapi tekanan publik selama berbulan-bulan –termasuk beberapa protes besar dan penyelidikan Senat– ketika pandemi melanda Brasil dan menewaskan lebih dari 531.000 orang, menurut Data Universitas Johns Hopkins.
Serangkaian skandal baru-baru ini, termasuk pertanyaan tentang dugaan penyimpangan dalam proses pengadaan vaksin virus Corona Pemerintahnya dan tuduhan korupsi di masa lalu, menambah kesengsaraan sang Presiden.
Bulan lalu, penyelidik Federal mengumumkan bahwa mereka telah membuka penyelidikan terhadap kontrak Pemerintah senilai 1,6 miliar real (4,6 triliun rupiah) untuk 20 juta dosis vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Bharat Biotech, Covaxin, India.
Kantor Kejaksaan (PGR) mengutip harga yang relatif tinggi, pembicaraan yang terlalu cepat dan persetujuan peraturan yang tertunda sebagai tanda bahaya untuk kontrak Bharat yang ditandatangani pada Februari, sebelum kesepakatan serupa dengan Pfizer Inc dan Johnson & Johnson.
Bolsonaro dituduh gagal mengambil “tindakan apa pun setelah diberitahu tentang adanya skema korupsi raksasa di Kementerian Kesehatan” –tuduhan yang dibantahnya.
Dalam sebuah wawancara radio pada Sabtu kemarin, Bolsonaro mengatakan dia telah mengambil tindakan setelah para pejabat menyampaikan keprihatinan mereka tentang kesepakatan Covaxin, tetapi dia tidak menjelaskan lebih lanjut.
“Saya bertemu dengan 100 orang per bulan tentang topik paling beragam yang bisa dibayangkan,” katanya kepada Radio Gaucha di Brasil selatan. “Saya sudah mengambil tindakan dalam kasus ini.”
Pekan lalu, Bolsonaro juga dituduh terlibat dalam skema untuk menggelapkan gaji para pembantunya saat menjadi Wakil Federal.
Dalam jajak pendapat Datafolha yang terpisah, dirilis pada Kamis lalu, 51 persen rakyat Brasil mengatakan mereka tidak setuju dengan Bolsonaro, ini merupakan angka tertinggi ketidaksetujuan rakyat dengan sang Presiden sejak ia menjabat pada Januari 2019.