
TIKTAK.ID – Lembaga Survei Jakarta (LSJ) mengungkapkan bahwa Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mendapat sentimen negatif paling tinggi di media sosial. Sedangkan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto memperoleh sentimen positif paling tinggi dari publik, walaupun sering jadi target ejekan.
Sentimen negatif terhadap Anies diketahui mencapai 25,6 persen. Selain itu, tokoh lain yang memperoleh sentimen negatif cukup signifikan adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebesar 18,3 persen.
Menurut LSJ, sentimen negatif terhadap Anies dan Ganjar tergolong tinggi lantaran para pendukungnya saling serang opini di sosial media. Kemudian berturut-turut diikuti oleh Ketua Umum Partai Demokrat AHY 7,9 persen dan Ketua DPR Puan Maharani 5,7 persen.
Baca juga : Bea Cukai Tahan Kontainer Senjata Militer AS, Andika Perkasa Turun Tangan
“Sentimen negatif terhadap Prabowo 0,8 persen, Menkraf Sandiaga Uno 0,7 persen, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto 1,7 persen, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 2,4 persen. Angka tersebut tergolong rendah,” ujar Direktur Riset LSJ, Fetra Ardianto, Minggu (24/7/22), seperti dilansir CNN Indonesia.
Lebih lanjut, Fetra menyatakan Anies punya tingkat percakapan yang tinggi di media sosial, yakni sebesar 88.419. Anies disusul oleh Ketua DPR, Puan Maharani dengan 72 ribu percakapan, Ganjar 65 ribu percakapan, dan Prabowo 62 ribu.
Anies pun dianggap memiliki engagement yang tinggi di media sosial, yaitu sebagai segala bentuk interaksi dari sebuah konten di Internet seperti like, comment, quote, retweet, dan share. Total engagement Anies di sosmed mencapai 559 ribu.
Baca juga : Nama Ahok Diseret dalam Kasus Brigadir J, Pengacaranya Beri Peringatan
“Sebab, sejak Pilgub DKI 2017, Anies sudah punya tim media sosialnya sendiri baik yang organik maupun yang dibentuk, atau yang biasa kita sebut dengan Muslim Cyber Army,” terang Fetra.
Sedangkan mengenai sentimen positif terhadap Prabowo yang lebih dari 60 persen warganet, Fetra menilai ada tiga faktor yang menyebabkan sentimen positif terhadap Prabowo unggul jauh. Dia menjelaskan, pertama, Prabowo kerap dianggap sebagai menteri dengan kinerja terbaik menurut hampir semua lembaga survei.
Fetra melanjutkan, faktor kedua, tingkat elektabilitas Prabowo selalu berada di posisi teratas dalam berbagai rilis lembaga riset. Ketiga, Prabowo memperoleh “underdog effect” dari ejekan atau komentar nyinyir dari segelintir tokoh nasional seperti Jusuf Kalla dan Zulfan Lindan.