TIKTAK.ID – Delegasi Israel berkunjung ke Sudan untuk membahas normalisasi hubungan menyusul kesepakatan negara Yahudi itu dengan UEA dan Bahrain setelah ditengahi AS, kata sumber lokal di Yerusalem mengatakan pada Kamis (22/10/20).
Perjalanan yang hanya satu hari kemudian pulang pada Rabu kemarin itu telah memantik spekulasi bahwa Israel segera mencapai kesepakatan damai dengan negara Afrika yang secara teknis sedang berperang dengan dipimpin Arab.
Presiden AS Donald Trump, yang berjuang untuk pemilihan kembali pada 3 November nanti, telah mendorong kesepakatan lebih lanjut antara Israel dan negara-negara mayoritas Muslim di Kawasan Arab yang secara tradisional memusuhinya.
Sebuah pesawat sewaan meninggalkan Tel Aviv ke Ibu Kota Sudan pada Rabu kemarin, menurut situs web khusus lalu lintas udara Flightradar24.
Sumber-sumber Israel yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada AFP bahwa sebuah delegasi Israel memang pergi ke Sudan untuk membahas normalisasi hubungan, membenarkan laporan media Israel.
Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan dia berharap Sudan akan “segera” mengakui Israel sebagai negara sahabatnya.
Seruan itu datang setelah Trump berjanji pada Senin lalu untuk segera mengeluarkan Sudan dari daftar hitam “Negara Sponsor Terorisme” buatan AS, sebuah cap yang diwariskan oleh era diktator yang jatuh, Omar al-Bashir.
Harian terlaris Israel, Yediot Aharonot melaporkan Pemerintah sipil dan militer transisi pasca-Bashir Sudan secara internal setuju untuk menormalkan hubungan dengan Israel.
“Menurut laporan yang telah diterima di Yerusalem, para pemimpin di Khartoum pada prinsipnya telah membuat keputusan untuk hal itu”, tulis surat kabar itu.
Laporan itu melaporkan bahwa “kesepakatan telah dicapai antara Presiden Dewan Kedaulatan, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, dan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok, yang sampai sekarang masih menentang normalisasi hubungan dengan Israel”.
Surat kabar tersebut menyebutkan kemungkinan pengumuman terkait kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik Sudan dan Israel dilakukan oleh Trump “dalam beberapa hari mendatang” dari Washington, dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Burhan ikut bergabung melalui konferensi video.
Sebelumnya, Netanyahu dan Burhan pada Februari lalu mengadakan pertemuan penting di Uganda.
Menteri Intelijen Israel, Eli Cohen juga dikutip di media lokal yang mengatakan Israel “sangat dekat dengan normalisasi hubungan dengan Sudan”, dalam komentar yang dikonfirmasi Penasihat Urusan Luar Negerinya, Arye Shalicar kepada AFP.
Sudan mengalami pergeseran bersejarah ketika April tahun lalu Bashir digulingkan dengan protes di jalan-jalan yang dipimpin para pemuda, dan sekarang membalik halaman pada beberapa dekade sebagai paria internasional.
Negara itu kini telah melakukan serangkaian reformasi, mengadili Bashir dan bekerja sama dengan Pengadilan Kriminal Internasional untuk mengadili dia atas kampanye “bumi hangus” rezimnya di wilayah Darfur.
Sudan adalah satu dari empat negara yang dicap oleh Washington sebagai “Negara Sponsor Terorisme”, bersama dengan Iran, Korea Utara, dan Suriah. Cap itu mengakibatkan sangat menghambat akses ke peminjaman, keringanan utang, dan investasi asing.
Sudan mulai dicap sebagai “Negara Sponsor Terorisme” pada 1993, ketika pemerintahan Bashir, yang menyambut pendiri Al-Qaeda Osama bin Laden saat dia memberlakukan Islamisme politik di negara itu.
Trump mengatakan dia siap untuk menghapus Sudan dari daftar hitam setelah Khartoum menyetujui paket kompensasi 335 juta dolar Amerika untuk korban dan kerabat dari serangan sebelumnya.
Pompeo telah membahas masalah normalisasi hubungan dengan Israel pada Agustus lalu, saat kunjungan pertama dalam 15 tahun oleh seorang diplomat top AS ke Khartoum.
Tetapi Hamdok pada saat itu menolak langkah kontroversial tersebut, dengan mengatakan Pemerintah Transisi tidak memiliki otoritas untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.