TIKTAK.ID – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengenang masa 22 tahun lalu ketika diundang sebagai ekonom pengisi seminar ekonomi oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang pada masa itu masih berstatus pengusaha mebel.
Sri Mulyani mengatakan pada 1998, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang dahsyat.
“Ekonomi merosot tajam hingga minus 13,7 persen, dan mata uang Rupiah kolaps dari Rp2.350 menjadi Rp16.000 per dolar AS. Tidak hanya itu, banyak perusahaan dan bank besar kecil yang mengalami kebangkrutan,” ujar Sri Mulyani melalui media sosial Instagram pribadinya @smindrawati, seperti dilansir Tempo.co, Kamis (13 /8/20).
Baca juga : Minta Jokowi Rombak Separuh Kabinetnya, Amien Rais Sindir Nadiem ‘Ahli Pergojekan’
Sri Mulyani yang saat itu masih menjadi dosen di Universitas Indonesia kemudian menjelaskan mengapa krisis ekonomi terjadi dan bagaimana menyelamatkan ekonomi Indonesia ke depan. Ia pun menyebut Jokowi yang saat itu sebagai pengusaha justru mendapatkan berkah luar bisa dalam kondisi krisis 1998. Sebab, kata Sri Mulyani, penerimaan ekspor dalam dolar AS melonjak lebih dari enam kali lipat.
“Pak Jokowi menggunakan ‘windfall profit’. Ia secara bijaksana dengan menambah kapasitas produksi, sehingga berhasil memanfaatkan situasi krisis justru untuk mengembangkan usahanya,” terang Sri Mulyani.
Sri Mulyani menyatakan seiring perjalanan waktu, 22 tahun kemudian, seorang pengusaha furnitur itu telah menjadi Presiden Republik Indonesia. Lalu Sri Mulyani sendiri diminta menjadi Menteri Keuangan.
Baca juga : KSAD dan Pangdam ‘Satroni’ Rumah Ganjar Pranowo Malam-malam, Ada Hal Gawat Apa?
Sri Mulyani mengklaim dengan adanya krisis akibat pandemi virus Corona (Covid-19), di bawah kepemimpinan Jokowi pihaknya berupaya untuk berusaha bangkit dan mengatasi permasalahan ini.
“Program pemulihan ekonomi terus digenjot. Hal itu untuk membantu masyarakat, memulihkan dan membangkitkan usaha kecil menengah, serta menumbuhkan kembali kegiatan ekonomi,” ucap Sri Mulyani.
Lebih lanjut Sri Mulyani menuturkan, semua orang dalam 22 tahun mendatang bisa menjadi siapa saja. Oleh karena itu, ia berpesan agar tiap individu terus merajut masa depan dan tak berhenti belajar, bekerja keras, jujur, dan cerdas.
Baca juga : PDIP Respons ‘Dingin’ Keputusan Gerindra yang Kembali ‘Ngebet’ Capreskan Prabowo
“Milikilah mental baja. Jangan menyerah menghadapi cobaan dan ujian apapun, dan jangan lupa selalu berdoa!” katanya.