TIKTAK.ID – Wakil Ketua Partai Gerindra, Fadli Zon meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengkaji secara matang sebelum memutuskan melakukan reshuffle atau perombakan Kabinet. Fadli Zon juga meminta tim Jokowi agar memiliki kredibilitas untuk menyeleksi menteri.
“Jika memang ingin melakukan reshuffle, maka lakukanlah dengan radikal ibaratnya gitu ya. Dalam arti secara holistik, dengan satu tim yang memang betul-betul punya kredibilitas,” ujar Fadli Zon melalui diskusi virtual MNC Trijaya “Jangan Pegel Nunggu Reshuffle”, Sabtu (24/4/21), seperti dilansir Merdeka.com.
Fadli Zon menilai Jokowi harus mendiagnosa dengan benar menteri mana yang harus digeser. Ia lantas mengibaratkan seperti dokter yang sudah bisa membaca pasien mengalami penyakit tertentu.
“Jadi jangan trial and error dan terjadi tambal sulam. Sebab, saya khawatir ini justru akan menimbulkan kalau salah, suatu distrust kepada Pemerintah,” tutur Fadli Zon.
Fadli Zon mengatakan ketidakpercayaan masyarakat merupakan distrust yang akan menambah kompleks situasi pandemi dan ekonomi. Oleh sebab itu, kata Fadli Zon, Jokowi harus hati-hati jika ingin merombak Kabinet.
“Jadi setiap kebijakan di tengah pandemi dan ekonomi sekarang ini harus benar-benar berhati-hati dan disertai kalkulasi yang matang dan tepat,” ucap Fadli Zon.
Kemudian ia menyebut Jokowi perlu dibantu oleh orang-orang yang kompeten di bidangnya. Dengan begitu, lanjutnya, persoalan-persoalan yang menjadi prioritas saat ini pun dapat segera diselesaikan.
Fadli Zon lantas mempertanyakan alasan jarak reshuffle sangat dekat dengan reshuffle yang dilakukan terakhir kali oleh Jokowi. Ia menganggap reshuffle yang sangat berdekatan justru akan memunculkan pertanyaan dari berbagai pihak.
“Itu kan baru beberapa bulan. Apakah ada sesuatu yang salah dalam jangka waktu yang sangat pendek, April sampai Mei? Ini kan masih kurang dari enam bulan,” tutur Fadli Zon.
Ia pun berharap Jokowi dapat fokus dan memprioritaskan pada sektor penanganan masalah ekonomi dan kesehatan.
“Kalau ada yang lain-lain mestinya dipikirkan dahulu sebelum melakukan intervensi. Jadi jangan coba-coba mencari orang yang profesional di bidangnya dan juga tergantung pada partai politik,” imbuhnya.