TIKTAK.ID – Bentrok antara Polisi anti huru-hara dengan penduduk Kepulauan Aegean Yunani membuat situasi di kepulauan itu mencekam. Penduduk setempat memprotes keputusan Pemerintah Yunani untuk membuat kamp-kamp tahanan bagi imigran atau para pengungsi, seperti yang dilaporkan The Guardian, Rabu (26/2/20).
Penduduk setempat memprotes kebijakan Pemerintah itu karena mereka khawatir skema itu akan memunculkan gelombang kedatangan para imigran dari Turki ke pulau-pulau kecil di Yunani Timur.
“Ketakutan besar kami adalah bila darah akan tumpah,” kata Wakil Wali Kota Mytilene, kota utama Lesbos, Efstratios Tzimis. “Ini adalah peristiwa yang sangat buruk, sebab orang-orang Yunani saling bentrok.”
Di Lesbos, penduduk setempat terlibat bentrokan langsung dengan polisi yang berusaha membubarkan demonstran dengan gas air mata dan granat setrum. Saat itu demonstran berkumpul di lokasi puncak bukit.
Baca juga: Tak Becus Atasi Wabah Corona, Presiden Korsel Hadapi Petisi Pemakzulan Diteken Lebih Sejuta Warganya
Di Chios, penduduk setempat yang marah menyerbu sebuah hotel yang digunakan oleh unit polisi yang dikirim dari Athena. Serangan ke polisi itu setidaknya melukai delapan petugas. Setelah melakukan serangan mereka langsung melarikan diri.
Sehari sebelumnya, polisi anti huru-hara dikirim ke pulau-pulau itu dengan buldoser dan alat berat lainnya untuk memulai pembangunan instalasi bagi imigran. Namun langkah itu membuat marah penduduk setempat. Padahal, sebelumnya masyarakat menunjukkan rasa simpati luar biasa kepada para pengungsi.
Terlepas dari kekacauan yang terus meningkat, pemerintah Perdana Menteri, Kyriakos Mitsotakis, bersumpah melanjutkan rencana tersebut.
Halaman selanjutnya…