
TIKTAK.ID – Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, telah mengumumkan bakal mencalonkan diri pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Prabowo mendeklarasikan rencana pencalonan tersebut melalui Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra yang digelar pada 12 Agustus kemarin.
Seperti diketahui, Menteri Pertahanan itu sudah pernah menjadi peserta Pilpres pada 2009, 2014, dan 2019. Akan tetapi pada tiga kontestasi terdahulu, Prabowo belum berhasil menjadi pemenang.
Seperti dilansir Kompas.com, berikut ini jejak Prabowo di tiga Pemilu presiden.
Baca juga : Peluang Koalisi Gerindra dan PDIP Dinilai Mustahil Usai Prabowo Deklarasi Capres
2009
Prabowo perdana menjadi Capres dalam Pemilu Presiden 2009. Sebetulnya jelang Pilpres 2004, dia sempat maju dalam konvensi capres Partai Golkar, tapi kalah dan konvensi dimenangkan oleh Wiranto yang berpasangan dengan Salahudin Wahid.
Usai hengkang dari Golkar, Prabowo membentuk partai sendiri yang ia pimpin hingga saat ini, Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Dengan kendaraan barunya, Prabowo hendak mencalonkan diri sebagai presiden dengan menggandeng Ketua Umum PAN saat itu, Soetrisno Bachir, sebagai calon wakil presiden (Cawapres). Tetapi keduanya tidak mampu memenuhi persyaratan kursi dukungan.
Baca juga : Ngeri, RI Sukses Bikin Motor Trail Listrik Tempur, Sniper Mematikan hingga Senapan Amfibi
Setelah itu, Prabowo berganti haluan ke koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengusung Megawati Soekarnoputri sebagai Capres. Prabowo pun legawa dipasangkan sebagai calon wakil presiden Megawati. Tapi pasangan ini gagal meraih kemenangan.
2014
Prabowo kembali mencoba peruntungan pada Pilpres 2014. Gerindra sendiri sudah tumbuh jauh lebih besar ketimbang 2009, yakni berhasil memperoleh 73 kursi pada Pemilu 2014, meningkat pesat dari sebelumnya 26 kursi.
Karena memiliki daya tawar yang lebih besar, Prabowo berhasil mewujudkan keinginannya mencalonkan diri sebagai presiden. Dia lantas menggandeng Hatta Rajasa yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum PAN. Mereka mendapat dukungan dari Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Demokrat, dan Partai Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Baca juga : Genjot Pembangunan Bendungan, Jokowi Bikin RI Tak Impor Beras 3 Tahun Berturut-turut
Prabowo-Hatta hanya punya pesaing tunggal, yakni Joko Widodo-Jusuf Kalla yang diusung oleh PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Nasdem, dan Hanura. Akan tetapi, lagi-lagi Prabowo terpaksa menelan kekalahan. Keduanya mengantongi 62.576.444 suara atau 46,85 persen, sementara Jokowi berhasil mendulang 70.997.833 suara atau 53,15 persen.
2019
Meski sudah dua kali gagal, Prabowo tidak menyerah dan kembali maju ke gelanggang Pilpres 2019. Prabowo menggandeng Sandiaga Uno yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra. Keduanya diusung oleh tiga partai lainnya, yaitu Demokrat, PKS, dan PAN.
Ketika itu, Prabowo lagi-lagi harus berhadapan dengan Jokowi yang menggandeng Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin. Prabowo menelan kekalahan lagi, lantaran mendapat suara 68.650.239 atau 44,5 persen, tertinggal jauh dari Jokowi-Ma’ruf yang mengantongi 85.607.362 suara atau 55,5 persen.
Baca juga : Dianggap Sukses Tangani Gejolak Ekonomi, Anggota DPR Apresiasi Pemerintahan Jokowi
Meski begitu, Gerindra merapat ke pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Prabowo dipercaya oleh Jokowi menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Setahun usai Kabinet Indonesia Maju berjalan atau akhir Desember 2020, Sandiaga Uno turut bergabung dengan Pemerintah di posisi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) menggantikan Wishnutama.