
TIKTAK.ID – Pemerintah diketahui telah menurunkan pasukan elite untuk memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Pasukan elite TNI yang berjumlah 400 orang tersebut berasal dari Yonif 315/Garuda.
Kehebatan prajurit yang dijuluki Pasukan Setan itu pun sudah terbukti karena berhasil menundukkan kelompok separatis di Timor Timur dengan nama Operasi Seroja. Pasukan tersebut juga bertugas di Daerah Operasi Militer alias DOM Aceh.
Selain itu, Yonif 315/Garuda juga memiliki sederet prestasi. Mereka hampir selalu berpartisipasi dalam melibas aksi pemberontakan di Indonesia. Mulai dari pembersihan sisa-sisa G30S/PKI, penumpasan GAM di Aceh, sampai operasi Seroja di Timor Timur.
Sementara itu, Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto mengaku sempat mengunjungi markas pasukan elite TNI AD yang terletak di Gunung Batu, Bogor, Jawa Barat. Hal ini terungkap berdasarkan keterangan resmi yang dibagikan Kodam III Siliwangi kepada media, pada Rabu (28/3/21).
Melalui keterangan resmi itu, disebutkan sejak beberapa waktu lalu, para prajurit Batalyon Infanteri 315/Garuda atau Yonif 315/Garuda TNI atau dikenal sebagai Pasukan Setan sudah dilatih menembak runduk atau sniper, bertempur, sampai berpatroli di daerah hutan.
Kali ini, kehebatan Pasukan Setan itu akan kembali diuji dalam memberantas kelompok teroris KKB Papua. Pasukan Setan disebut bakal masuk dalam Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan (Satgas Pamrahwan) di Papua.
Mereka bahkan telah digembleng selama satu bulan sejak 27 Maret 2021 lalu di Bandung. Dengan adanya latihan pratugas itu, diharapkan bisa menjadi bekal bagi para prajurit TNI AD saat berlaga di daerah operasi rawan seperti Papua yang tingkat ancamannya cukup tinggi.
Mereka pun berlatih menembak runduk yang dipimpin langsung Komandan Batalyon Infanteri 315/Grd, Mayor Inf Aryo Priyoutomo.
“Pada pelaksanaan latihan ini sudah direncanakan sedemikian rupa sehingga sasaran latihan ini dapat meningkatkan kemampuan para prajurit bagi para penembak runduk yang akan melaksanakan Tugas Operasi Pamrahwan Papua,” terang Aryo.
Tidak hanya itu, para prajurit juga dibekali materi teoritis mengenai cara membuat kamuflase atau penyamaran, observasi medan, dan teknik mengeksekusi sasaran.