TIKTAK.ID – Server FBI dihack, ribuan pesan email palsu dikirim melalui salah satu servernya. Badan Intelijen itu kini menyelidiki kasus peretasan yang terjadi dan memperingatkan kemungkinan adanya serangan siber.
Badan Pemerintah mengatakan insiden pada Sabtu (13/11/21) pagi itu masih terus berlangsung, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut, seperti yang dilansir BBC.
Pesan-pesan itu diduga berasal dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.
Mereka mengaku membuat peringatan tentang ancaman yang diberi judul “Mendesak: Aktor ancaman dalam sistem”.
Email tersebut memberi tahu penerima bahwa mereka adalah target “serangan berantai canggih” dari kelompok pemerasan yang dikenal sebagai Dark Overlord, menurut pengawas anti-spam nirlaba Spamhaus.
Sebelumnya, perusahaan Troia, Night Lion Security, menerbitkan penelitian tentang The Dark Overlord pada bulan Januari.
“Mereka menyebabkan banyak gangguan karena tajuk itu nyata, mereka benar-benar berasal dari infrastruktur FBI”, cuit Spamhaus, menambahkan bahwa mereka tidak menyertakan nama atau informasi kontak dari pengirim.
Menurut laporan media AS, lebih dari 100.000 email telah dikirim.
Dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email, FBI dan Cybersecurity and Infrastructure Security Agency mengindikasikan orang yang tidak berwenang telah mengakses infrastruktur FBI dan mengatakan bahwa situasinya sedang berlangsung.
“FBI dan CISA mengetahui insiden pagi ini yang melibatkan email palsu dari akun email @ic.fbi.gov,” kata pernyataan itu.
“Ini adalah situasi yang sedang berlangsung dan kami tidak dapat memberikan informasi tambahan apa pun saat ini. Perangkat keras yang terpengaruh langsung dimatikan dengan cepat setelah ditemukannya masalah. Kami terus mendorong masyarakat untuk berhati-hati terhadap pengirim yang tidak dikenal dan mendesak semua untuk melaporkan aktivitas mencurigakan ke www.ic3.gov atau www.cisa.gov,” tambahnya.
Belum jelas apa motif peretasan tersebut, dan tidak jelas sejauh mana peretas memperoleh akses ke sistem email FBI.
FBI secara rutin memperingatkan perusahaan-perusahaan Amerika tentang ancaman siber yang menargetkan industri tertentu, atau ketika mereka mengetahui peretas yang mencoba teknik baru yang efektif.
Peretasan kali ini diyakini sebagai kasus pertama yang mendapatkan akses ke salah satu sistem FBI untuk mengirim spam ke banyak orang.