TIKTAK.ID – Film “Kejarlah Daku Kau Kutangkap” yang dirilis pada 1986 silam menimbulkan kesan mendalam. Film yang diperankan Deddy Mizwar dan Lydia Kandou itu pun punya banyak penggemar.
Kini, “Kejarlah Daku Kau Kutangkap” kembali di layar kaca, tapi dengan format yang berbeda dalam bentuk series atau serial yang merupakan produksi dari Vision Pictures yang akan tayang di Vision+.
Terdapat sejumlah karakter pendukung yang dimunculkan dalam serial yang bakal tayang berjumlah 12 episode ini. Di antaranya Fedi Nuril sebagai Ramadhan, Dwi Sasono sebagai Markum, Masayu Anastasia sebagai Marni, Bedu Tohar sebagai Bos Lukman, Elly Sugigi sebagai Madam Risma, dan Clara Angela sebagai Rani.
Produser John De Rantau menjelaskan bahwa perbedaan antara serial original dengan film “Kejarlah Daku Kau Kutangkap” yaitu dalam serial ini akan lebih banyak tokoh-tokoh yang sebelumnya tidak ada di film tersebut. Dia mengatakan tokoh-tokoh itu dimunculkan dalam format serial ini, bahkan dilakukan pengembangan dari karakter-karakter yang telah ada.
“Kalau ceritanya sudah pasti berbeda dan memunculkan tokoh-tokoh seperti Madam Risma yang awalnya hanya muncul di foto, teman kuliah Ramadhan, dan Rani. Lalu kita lakukan pengembangan karakter dari suami-suami takut istri yang dimunculkan oleh tokoh Bedu ini juga kami kembangkan. Bagaimana kekuatan perempuan dimunculkan oleh Madam Risma dan Marni,” ungkap John usai acara Press Conference Vision+ Original Series, pada Senin (19/12/22), seperti dilansir Okezone.com.
John mengklaim berdasarkan cerita yang ada, serial ini akan menjadi tontonan komedi yang menarik dari dikotomi antara laki-laki dan perempuan yang ditampilkan dari dua karakter wanita dalam sosok Madam Risma dan Marni.
“Madam Risma merupakan power dari tokoh perempuan yang sudah makan asam garam, artinya sudah berpengalaman. Sementara perempuan yang kebut maut ini direpresentasikan oleh karakter Marni yang hanya teori,” terang John.
“Jadi antara teori dan pengalaman bergabung. Di sini yang kita olah jadi tontonan komedi yang menarik dari dikotomi antara laki-laki dan perempuan. Dari pasangan yang menikah dan tidak menikah dari teori dan pengalaman. Selain itu, terdapat pesan moral yang cukup kuat pada serial tersebut,” jelas John.