TIKTAK.ID – Tiga pria bersenjata yang menyamar sebagai polisi memasuki rumah sakit Dasht-e-Barchi, di Kabul, Afghanistan, Selasa (12/5/20). Mereka kemudian melempar granat dan menembak membabi-buta di dalam rumah sakit, kata pejabat setempat. Akibatnya 16 orang tewas termasuk dua bayi yang baru lahir.
Sore harinya, pihak keamanan baru berhasil menumpas tiga pria yang melancarkan serangan ke rumah sakit bersalin yang dikelola Organisasi kemanusiaan internasional Doctor Without Borders itu, seperti yang ditulis Reuters.
“Para penyerang menembaki siapa pun di rumah sakit ini tanpa alasan. Ini rumah sakit Pemerintah, dan banyak orang membawa wanita dan anak-anak mereka untuk perawatan,” kata Ramazan Ali, seorang pedagang di dekatnya yang menjadi saksi mata awal serangan.
Rumah sakit yang dikelola Pemerintah itu memiliki 100 tempat tidur dan menjadi rujukan utama klinik bersalin yang dikelola oleh Doctors Without Borders, juga dikenal dengan nama Prancis Médecins Sans Frontières (MSF).
Di tempat terpisah, serangan bom bunuh diri terjadi di pemakaman seorang komandan polisi, di provinsi timur Nangarhar. Sedikitnya 24 orang dinyatakan tewas dan 68 lainnya terluka. Pemakaman itu dihadiri pejabat Pemerintah dan anggota Parlemen.
Belum ada yang mengklaim bertanggung jawab atas kedua serangan itu. Kelompok Taliban yang berseberangan dengan Pemerintah dan berulang kali melancarkan serangan mengaku mematuhi kesepakatan damai dengan Amerika dan menghentikan serangan ke kota-kota. Maka Taliban membantah terlibat dalam kedua serangan mematikan itu.
Berbeda dengan Taliban, kelompok militan Negara Islam yang beroperasi di Nangarhar beberapa bulan terakhir melancarkan serangan besar-besaran di Kabul.
Senin kemarin, pasukan keamanan Pemerintah menangkap pimpinan regional kelompok Negara Islam di Kabul.
Halaman selanjutnya…