TIKTAK.ID – Kelompok Taliban melancarkan serangan terhadap pos-pos pemeriksaan di utara yang menyebabkan sedikitnya 18 anggota keamanan Afghanistan tewas, kata pejabat Pemerintah, Rabu (17/6/20). Ini merupakan kekerasan terbaru sebelum pembicaraan perdamaian dimulai.
Juru Bicara Gubernur Provinsi Jowzjan, Maarof Azar mengatakan, satu serangan dilancarkan menjelang fahar dan menewaskan 12 pasukan keamanan Afghanistan, seperti yang dikutip kantor berita AFP.
Dia mengatakan empat anggota keamanan ditangkap Taliban, sementara lima anggota Taliban tewas dalam pertempuran itu.
Kementerian Pertahanan mengonfirmasi serangan itu dan mengatakan enam tentaranya termasuk di antara yang tewas Namun, Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa jumlah tentara yang tewas lebih banyak dari yang dilaporkan Pemerintah Kabul.
Di tempat lain, kelompok Taliban dipersalahkan karena melakukan serangan terhadap sebuah pos tentara di Kunduz.
Enam tentara tewas dalam pertempuran yang berlangsung sekitar lima jam itu, kata seorang Anggota Dewan Provinsi, Aminullah Iddin.
Juru Bicara Militer, Hadi Jamal mengonfirmasi serangan itu, dengan mengatakan empat anggota Taliban juga tewas. Namun, Taliban belum mengomentari terkait serangan itu, seperti yang dikutip Aljazeera.
Pemerintah Afghanistan mengatakan bahwa dalam beberapa minggu terakhir, sekitar 422 tentara Afghanistan telah terbunuh atau terluka di seluruh negara itu dalam lebih dari 220 serangan Taliban.
Taliban mengatakan pihaknya berkomitmen pada perjanjian yang ditandatangani dengan Amerika Serikat pada Februari lalu. Kesepakatan itu mengatur penarikan semua pasukan internasional yang tersisa di negara itu dan dimaksudkan untuk membuka jalan bagi pembicaraan damai antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan yang didukung Amerika di Kabul.
Pertumpahan darah terbaru terjadi ketika kelompok bersenjata dan Pemerintah sedikit demi sedikit berjalan lebih dekat ke arah kemungkinan negosiasi perdamaian. Pembicaraan yang lama tertunda untuk mengakhiri konflik itu diperkirakan akan dimulai di Ibu Kota Qatar, Doha, setelah kedua pihak menyelesaikan pertukaran tahanan yang sedang berlangsung, dan telah dipercepat setelah gencatan senjata singkat bulan lalu.
Para pejabat mengklaim bahwa Taliban telah meningkatkan serangan dalam beberapa hari terakhir, meskipun telah terjadi penurunan keseluruhan kekerasan di seluruh negeri sejak gencatan senjata berakhir.