TIKTAK.ID – Politisi PDIP Adian Napitupulu menyatakan tentang Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta dirinya menyampaikan beberapa nama aktivis 1998 untuk menempati posisi di beberapa lembaga.
“Saya kenal Pak Jokowi itu dari 2011, sejak dia menjabat Wali Kota Solo. Ada banyak peristiwa dan obrolan dengan beliau,” ungkap Adian dalam “Bincang Santai dengan Adian Napitupulu” yang ditayangkan secara langsung via saluran media YouTube, Kamis (23/7/20).
Lebih jauh, ia mengaku ada permintaan para aktivis agar Jokowi melepaskan pejuang Hak Asasi Manusia (HAM), Eva Bande.
Baca juga : Soal Isu Anaknya Mau Jadi Menteri Jokowi, Amien Rais: Nauzubillahiminzalik!!
Sebagai informasi, pada Hari Ibu 2014, Eva Bande diberi grasi oleh Jokowi. Saat itu, Eva Bande dihukum karena membela para petani di Luwuk, Sulawesi Tengah.
“Kemudian soal tahanan politik dan narapidana politik Papua, itu juga dibebaskan. Kami juga meminta supaya pelaku human trafficking dihukum berat, itu Presiden langsung menelpon Kapolri. Jadi, beliau itu luar biasa menurut saya,” sebut Adian.
Ia pun berkeyakinan, permintaan Jokowi tersebut mempunyai beberapa pertimbangan. Di antaranya merupakan pertimbangan perihal konsistensi para aktivis dalam memperjuangkan kemanusiaan di segala penjuru Indonesia.
Baca juga : DKI Pecah Rekor Penambahan Kasus Covid-19, Anies Baswedan Malah Sangat Bersyukur. Lho?
“Saat halalbihalal aktivis 98 Juni 2019 itu kan Presiden meminta nama. Bisa jadi menteri, Dubes, komisaris dan lain-lain. Itu kemudian dia buktikan, pada 17 Oktober 2019, dia meminta saya menjadi bagian dari Kabinet,” ungkapnya.
Sehubungan hal tersebut, ia segera merespons bahwa dirinya telah memberikan beberapa nama. Tetapi, hingga kini belum satu pun yang diangkat.
Halaman selanjutnya…