TIKTAK.ID – Kelompok bersenjata tak dikenal dengan mengendarai truk melepaskan tembakan ke kerumunan pada Sabtu (27/2/21) dan menewaskan 11 orang di Negara Bagian Jalisco, Meksiko barat. Serangan itu juga menyebabkan seorang wanita dan seorang pemuda terluka, kata pejabat berwenang.
Jalisco, merupakan kota di mana mantan gubernur ditembak mati pada Desember lalu, adalah merupakan salah satu episentrum perang para pengedar narkoba di Meksiko, dan rumah bagi kartel Jalisco New Generation Cartel (CJNG), yang paling kejam dan berkuasa di Mexico, seperti yang dilansir Reuters.
Kantor Kejaksaan Negara Bagian mengatakan 10 pria dengan peluru di tubuhnya ditemukan tewas di luar sebuah rumah di Tonala, sebuah kotamadya di daerah Guadalajara, dengan jasad pria lain ditemukan di dalam rumah.
Sejumlah orang yang terluka, yang sepertinya masih di bawah umur, kini mendapat perawatan, kata kantor itu dalam sebuah pernyataan, namun tak memberikan rincian lainnya.
Jalisco merupakan kota pusat peperangan para kartel yang sangat kejam, lebih banyak mayat telah ditemukan di kuburan rahasia di kota itu daripada di Negara Bagian lain dalam beberapa tahun terakhir. Kartel telah melawan faksi yang memisahkan diri di dalam dan sekitar Guadalajara, seperti yang dilansir The Associated Press.
Awal bulan ini, polisi menemukan 18 kantong plastik penuh dengan bagian tubuh yang dicincang di pinggiran Guadalajara, Ibu Kota Negara Bagian.
Pada November lalu, pihak berwenang Jalisco menemukan 113 mayat dan sisa-sisa manusia tambahan dari kuburan rahasia di kota El Salto, tepat di luar Guadalajara. Sebanyak 189 mayat ditemukan di kota itu sepanjang tahun 2020.
Presiden Andres Manuel Lopez Obrador ketika mulai menjabat pada akhir 2018 lalu, berjanji untuk mengurangi kekerasan yang sudah sangat mengakar, tetapi dia terus bergulat dengan pembunuhan massal dan puluhan ribu pembunuhan setiap tahunnya.
Pada Desember lalu, mantan Gubernur Jalisco Aristoteles Sandoval ditembak mati di sebuah restoran di kota pantai Puerto Vallarta.
Hampir 100 pembunuhan tercatat setiap harinya di negara berpenduduk 126 juta orang itu, sementara lebih dari 82.000 orang telah hilang sejak apa yang disebut “perang melawan narkoba” dimulai di Meksiko pada tahun 2006.