TIKTAK.ID – Putri mendiang Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid, mengungkapkan konflik yang terjadi antara ayahnya dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Yenny menilai sejarah yang tak dapat dihapus dari perjalanan PKB yakni Cak Imin telah mengeluarkan Gus Dur dari PKB. Dia mengatakan peristiwa itu terjadi dalam penyelenggaraan Muktamar Luar Biasa PKB di Ancol, Jakarta pada 2008 silam.
“Saya hanya ingin meluruskan sejarah, di mana saat ini seolah-olah terdapat upaya menghapuskan sejarah PKB, seolah Gus Dur itu masih berada di PKB. Banyak masyarakat yang tidak paham, kalau Gus Dur lewat Muktamar [di] Ancol, Gus Dur sebagai pendiri PKB sudah dikeluarkan dari PKB,” ujar Yenny melalui rekaman suara, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Senin (27/6/22).
Baca juga : Buntut Promo Miras, GP Ansor DKI Minta Anies Cabut Izin Holywings
Menurut Yenny, sejarah perjalanan PKB harus dikemukakan kembali guna menjadi pendidikan politik bagi publik, supaya mengedepankan etika moral dalam berpolitik.
Yenny menjelaskan, tokoh senior PKB yang dikeluarkan tidak hanya Gus Dur, termasuk dirinya. Dia menyebut Cak Imin juga mengeluarkan sosok-sosok yang pernah menemani perjalanan Cak Imin di PKB.
“PKB sendiri memang saat ini dikelola dengan sangat berdasarkan paranoid. Jadi ada banyak sekali tokoh-tokoh senior PKB, enggak usah bicara soal saya. Tokoh-tokoh senior PKB yang dulu mengiringi Gus Dur bahkan menjadi teman-teman Cak Imin sendiri, dikeluarkan dari partai, bukan cuma saya,” terang Yenny.
Baca juga : Ketua DPD Klaim Penghapusan Ambang Batas Presiden Bisa Kembalikan Kedaulatan Rakyat
Yenny mengklaim Cak Imin sudah menggembok PKB dari dalam. Dia pun menganggap langkah Cak Imin tersebut membuat sejumlah tokoh seperti Menko Polhukam, Mahfud MD pindah ke parpol lain.
“Ibaratnya PKB digembok dari dalam, jadi semua kader-kader senior enggak masuk, semua. Tokoh-tokoh seperti Pak Mahfud Md, Pak Ali Masykur, itu banyak sekali tokoh-tokoh yang bahkan sebagian hijrah ke partai lain, tapi hatinya tetap di PKB. Cuma ya itu, dikunci dari dalam,” ungkap Yenny.
“Kenyataannya, sudah selama 18 tahun memimpin partai, jadi ya kekuasaannya sangat absolut. Ini memang bukan sesuatu yang sehat lagi, tapi sudah tidak sehat,” sambungnya.