
TIKTAK.ID – Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan (NDS) mengatakan pada Minggu (13/12/20), bahwa 63 anggota kelompok Taliban, termasuk tujuh penyerang bunuh diri, telah tewas dan 29 lainnya terluka di provinsi selatan Kandahar selama 72 jam terakhir.
Dilansir Sputniknews, Kelompok Taliban terus diburu di tempat persembunyian mereka di seluruh provinsi oleh tim mortir dari Unit NDS 03, kata pihak berwenang melalui siaran persnya.
Kandahar menjadi saksi mata bentrokan hebat antara pasukan keamanan nasional Afghanistan dan Taliban pada minggu lalu. Menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Afghanistan, lebih dari 150 anggota kelompok Taliban tewas dalam bentrokan dengan tentara sejak 9 Desember.
Pada hari sebelumnya, Sabtu (12/12/20), USFOR-A, kontingen pasukan AS di Afghanistan, mengonfirmasi telah melakukan serangan udara terhadap Taliban setelah kelompok itu menyerang sebuah pos pemeriksaan tentara Afghanistan di distrik Zhari Kandahar pada 10 Desember.
Pada Minggu ini, Kementerian Pertahanan Afghanistan melaporkan 60 korban di antara militan Taliban di Kandahar -51 anggota kelompok itu tewas dan sembilan lainnya cedera di distrik Dand, Zhari, Arghandab, Maiwand dan Shah Wali Kot menyusul serangan mereka terhadap posisi tentara Afghansitan.
Tentara Afghanistan juga telah menjinakkan 13 alat peledak rakitan, serta menemukan dan menghancurkan empat tempat persembunyian senjata dan amunisi milik Taliban.
Sementara kelompok Taliban, menuduh pasukan keamanan nasional membom rumah-rumah di provinsi Kandahar dan menewaskan 13 warga sipil termasuk anak-anak. Sebagai tanggapan atas tuduhan itu, Kementerian Pertahanan berjanji untuk menyelidiki insiden tersebut.
Lonjakan kekerasan yang terus meningkat membuat optimisme perdamaian antara Afghanistan dan kelompok Taliban, di Doha, Qatar yang disponsori AS menurun secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Sebuah survei yang dilakukan Institut Studi Perang dan Perdamaian yang berbasis di Kabul menemukan bahwa optimisme telah menurun menjadi 57% ketika survei dilakukan dari 29 September hingga 18 Oktober. Angka itu turun 86% dari survei sebelumnya yang dirilis pada Agustus lalu.
Survei tersebut menemukan bahwa hampir 76% responden mengatakan gencatan senjata harus menjadi prioritas utama dalam pembicaraan damai untuk mencegah bertambahnya korban sipil di Afghanistan.