TIKTAK.ID – Tobacco Control Support Center Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC-IAKMI) mengatakan masa pandemi virus Corona (Covid-19) bisa menjadi titik tolak untuk semakin menggiatkan pembatasan kebiasaan merokok. Pasalnya, kebiasaan merokok dikaitkan dengan potensi gejala infeksi Covid-19 yang berisiko bakal lebih parah.
TCSC-IAKMI merekomendasikan penguatan kebijakan mengenai ukuran peringatan kesehatan bergambar menjadi 90 persen, serta memperbesar ukuran tulisan. Mereka juga meminta pencantuman larangan penjualan rokok ke anak usia 18 tahun ke bawah, penghapusan informasi soal kadar tar, nikotin juga zat adiktif lainnya, dan meminta agar pita cukai tak boleh menutupi peringatan kesehatan bergambar.
Berdasarkan survei yang dilakukan TBCS-IAKMI, menunjukkan gambar peringatan kesehatan itu dianggap efektif bila ukurannya minimal 75 persen.
Ketua TBCS-IAKMI, Sumarjati Arjoso menyatakan dalam Permenkes tahun 2017 minimal 75 persen, namun kalau 90 persen tentu lebih baik.
Sumarjati menjelaskan, di Indonesia sendiri, Picture Health Warning (PHW) atau peringatan kesehatan bergambar berada di urutan 117 dunia. Ia menyebut peringkat ini paling rendah se-Asia Tenggara di bawah persentase PHW dari Timor Leste, Thailand, Myanmar, Brunei, Laos , Kamboja, Filipina, Singapura dan Vietnam.
Sementara itu, Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia melakukan studi terhadap 333 remaja dan 333 orang dewasa. Mereka terdiri dari kelompok perokok dan bukan perokok.
Tim peneliti melakukan random assignment ke tiga jenis ukuran PHW, yakni 40 persen, 75 persen dan 90 persen. Setiap kelompok pun diperlihatkan lima jenis PHW yang berlaku.
Hasil studi tersebut, PHW dengan ukuran 75 persen lebih efektif memengaruhi reaksi negatif dibanding yang 40 persen. Sedangkan PHW dengan ukuran 40 persen selalu dinilai lebih rendah.
“PHW dengan ukuran 40 persen tidak efektif untuk menghentikan niat merokok. Karena itu tadi, bahwa ini untuk denormalisasi, tapi tidak untuk membuat berhenti merokok,” ujar Ketua Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia, Rita Damayanti, seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Selain itu, Rita memaparkan ada pengaruh signifikan lebih rendah terhadap mereka yang jenis kelamin pria. Ia menilai perokok dan yang berpendidikan SMA lebih tidak takut terhadap peringatan bergambar.
Untuk itu, Rita merekomendasikan mengubah ukuran PHW hingga ke 75 persen demi meningkatkan efektivitas peringatan. Meski begitu, kata Rita, PHW dengan ukuran tertentu tak lantas berdampak pada niat atau kebiasaan merokok.
Ia menjelaskan, efektivitas menghentikan niat merokok juga bergantung, karena ada beberapa jenis perokok, yakni perokok adiktif, perokok sosial, ataupun perokok pemula. Menurutnya, perokok adiktif lebih sulit berhenti karena perlu bantuan.