
TIKTAK.ID – Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan para pemimpin di berbagai tingkatan mengenai cara-cara berpolitik. SBY mengatakan para pemimpin harus menggunakan cara-cara berpolitik yang bermoral dan beradab. Ia mengungkapkan hal itu melalui akun Twitternya, @SBYudhoyono, pada Minggu (31/1/21).
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut menjelaskan, terdapat tiga golongan manusia, yakni baik, buruk, dan jelek.
“Bagi siapa saja yang sedang memegang kekuasaan politik, pada tingkat apa pun, masih banyak cara berpolitik yang lebih bermoral dan lebih beradab. Ada tiga golongan manusia, yakni “the good”, “the bad” & “the ugly”. Kalau tidak bisa menjadi “the good,” maka jangan menjadi “the ugly”,” cuit SBY, seperti dilansir Sindonews.com.
Baca juga : Soal Peluang Pilkada 2024, Pengamat: Akan Untungkan PDIP
Meski begitu, SBY tidak meyebutkan secara gamblang pihak mana yang dia maksud dalam unggahan itu.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Irwan Fecho menilai cuitan tersebut merupakan filsafat moral penuh kebijaksanaan dari seorang SBY.
“Sebuah filsafat moral yang penuh kebijaksanaan dari Bapak SBY kepada siapa pun pemegang kuasa politik. Agar dalam berkuasa menerapkan nilai dan norma moral dalam menggunakan kuasanya, terima kasih Bapak SBY untuk warisan wisdomnya”, tulis Irwan melalui akun Twitternya, @irwan_fecho.
Baca juga : Soal Rekening FPI, PPATK Dapati Dugaan Perbuatan Melawan Hukum
Sebelumnya, SBY juga sempat menyinggung mengenai polarisasi yang masih kental terlihat di masyarakat. Ia pun menyatakan khawatir dengan kondisi masyarakat Indonesia belakangan ini, karena kerukunan dan harmoni sosial terasa retak dan jauh dari persaudaraan sebagai bangsa.
SBY beranggapan keretakan ini berawal dari dinamika politik pada Pilkada 2017 di DKI Jakarta. Menurutnya, sejak itu terbangun jarak dan pemisah dalam kehidupan bermasyarakat.
“Telah terbangun polarisasi yang tajam di antara kita. Baik karena faktor identitas, politik, maupun ideologi,” tutur SBY melalui akun Facebooknya, (10/1/21).
Baca juga : Sejumlah Pemimpin Myanmar Ditahan Kelompok Militer
Ia melanjutkan, terdapat pihak yang menganggap lawan, setiap orang yang tidak sama identitasnya terkait agama, partai politik, serta ideologinya. Bahkan, kata SBY, untuk bicara pun merasa tidak nyaman.
Ia memaparkan, garis permusuhan ini telah menjangkiti lingkaran persahabatan yang sudah terbangun lama, termasuk juga lingkaran keluarga.