
TIKTAK.ID – Arab Saudi marah setelah perang yang dikobarkannya terhadap Yaman disebut oleh Menteri Informasi Lebanon, George Kordahi sebagai sesuatu yang sia-sia dan rakyat Yaman hanya membela diri.
Kerajaan Arab Saudi kemudian memerintahkan Dubes Lebanon tersebut untuk pergi dalam waktu 48 jam karena komentarnya dianggap “menghina”, seperti yang dilansir BBC, Sabtu (30/10/21).
Tak hanya itu, Kerajaan juga memberlakukan larangan total pada semua impor dari Lebanon.
Perdana Menteri Lebanon mengatakan dia menyesali keputusan Saudi dan berharap mereka akan mempertimbangkan kembali.
Arab Saudi mengatakan pihaknya juga memanggil utusannya di Beirut untuk “berkonsultasi”.
Pernyataan tersebut disampaikan Kordahi dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera pada Agustus lalu, sebelum dirinya menjabat sebagai menteri, namun cuplikan wawancara itu kini disebar kembali.
Selama tujuh tahun, koalisi militer pimpinan Kerajaan Saudi menyerang Yaman, demi untuk mengembalikan kekuasaan sekutunya Abdrabbuh Mansur Hadi, yang mengundurkan diri pada awal 2015 dan lari ke Saudi ketika terjadi kerusuhan di Yaman. Namun, setelah di Saudi dia membatalkan pengunduran dirinya. Sejak saat itu, Saudi bersama koalisinya menyerang Yaman.
Sebelumnya, pada Rabu kemarin Kordahi menolak tuduhan bahwa dirinya memusuhi Arab Saudi. Ia menegaskan bahwa pandangannya saat itu merupakan pandangan pribadi dan tak ada hubungannya dengan Pemerintah Lebanon, apa lagi ketika itu dia belum menjabat sebagai menteri.
“Posisi yang saya ungkapkan selama episode itu mengenai Suriah, Palestina, dan Teluk Arab adalah pendapat pribadi dan tidak mengikat pemerintah,” katanya, seperti yang dilansir al-Manar.
“Menjadi menteri di pemerintahan, saya berkomitmen dengan kebijakannya,” tegasnya.
Kordahi juga menekankan bahwa dirinya tidak akan meminta maaf atas kesalahan yang tidak dia lakukan. Ia menambahkan bahwa Lebanon tidak boleh terkena dengan pemerasan oleh negara lain dan duta besar tertentu.
Kordahi membuat pernyataan itu selama partisipasinya dalam pertemuan Dewan Audiovisual Nasional di Kementerian Penerangan.
Dia mengatakan bahwa “mereka yang membela kebebasan berekspresi dan pers adalah yang pertama menyerang saya. Sejak penunjukan saya sebagai menteri, mereka berusaha menstigma buruk saya sebagai upaya untuk menekan media.”
“Tidak ada yang harus mendikte kami apa yang perlu kami lakukan dalam hal mempertahankan menteri di pemerintahan atau tidak,” Kordahi menggarisbawahi.
“Jika seorang menteri meminta pengunduran diri saya, saya katakan kepadanya bahwa saya adalah bagian dari seluruh pemerintahan dan saya tidak dapat mengambil keputusan ini sendiri,” lanjutnya.
“Saya menentang perang antar-Arab. Apa yang saya katakan tentang Yaman berasal dari persahabatan saya dengan negara-negara itu. Saya menolak dituduh bermusuhan dengan Arab Saudi,” tegasnya.