TIKTAK.ID – Masih ingat dengan ponsel BlackBerry? Ponsel yang sempat jadi “Raja Smartphone” itu, dipastikan akan kembali menghiasi pasar ponsel dunia tahun ini.
Ponsel pintar BlackBerry versi baru akan digarap dalam kemitraan perusahaan OnwardMobility yang berbasis di Texas dengan BlackBerry dan FIH Mobile. Ponsel legendaris itu dijanjikan tidak sekadar mengusung nostalgia masa silam.
“Perlu untuk mengombinasikan yang terbaik dari masa silam dan nostalgia yang ada, dengan inovasi masa kini, dan melakukan hal itu adalah krusial bagi kami,” sebut CEO OnwardMobility, Peter Franklin dilansir Mobile World Live.
BlackBerry dipastikan akan menghadirkan nostalgia ponsel QWERTY keyboard fisik. Fitur ini adalah salah satu yang membuat BlackBerry digemari banyak orang kala itu.
Peter Franklin berpikir bahwa keyboard fisik akan memberikan dorongan besar pada aspek produktivitas, dan tujuan jangka panjangnya, pada akhirnya adalah mulai membuat ponsel BlackBerry di wilayah AS.
Hal yang paling ditonjolkan juga adalah keamanannya, seperti halnya di masa silam BlackBerry dikenal tangguh soal sekuriti.
Menurut Franklin, handset yang aman dibutuhkan banyak orang, apalagi di masa pandemi ini ketika banyak orang memakai handset untuk bekerja dari rumah.
Meski sasaran utamanya adalah untuk pebisnis dan kalangan Pemerintah, Franklin menyebut BlackBerry anyar juga cocok buat pemakai umum.
“Satu-satunya cara agar sukses di Pemerintah dan perusahaan adalah jika konsumen juga mau memakainya,” tutur dia.
Mengenai sistem operasi, dipastikan ponsel tersebut bakal memakai sistem operasi Android.
Selain itu, ia juga dibekali konektivitas 5G yang diprediksi makin jadi tren seiring implementasi jaringannya yang meluas.
“Mereka bersama-sama mengembangkan ponsel model baru yang akan dijual di bawah merek BlackBerry, menampilkan QWERTY keyboard khas BlackBerry serta konektivitas 5G”, tulis laporan Nikkei Asia.
Onward Mobility rencananya akan meluncurkan flagship BlackBerry 5G ini di Amerika Utara dan Eropa terlebih dahulu, baru kemudian menyusul ke pasar Asia. Namun belum diumumkan kepastian tanggalnya.
“Kami saat ini sedang dalam pembicaraan dengan pelanggan dan operator di seluruh dunia, memetakan jalur untuk distribusi ponsel andalan bermerek BlackBerry yang juga akan menampilkan hardware kamera top-of-the-line,” ujarnya.
Ponsel BlackBerry banyak dianggap telah menjadi masa lalu. Masa sekarang adalah era iPhone dan ponsel Android merek lain.
BlackBerry memang akan memakai Android, tapi tetap saja banyak yang akan mengasosiasikannya sebagai BlackBerry seperti di masa silam.
“Handset ini memang menarik tapi seberapa banyak orang pada saat ini yang akan kembali ke BlackBerry? Saya pikir takkan sebanyak yang dipikir. iPhone dan Google dan semua ponsel saat ini sudah kompetitif,” cetus Cole Kachur, pengamat dari Scotia Wealth.
Namun demikian, belum tentu prediksi BlackBerry baru tidak begitu laku, benar. Sampai sekarang pun masih ada yang cinta pada ponsel tersebut dan tentunya, kabar BlackBerry akan kembali dipasarkan merupakan berita gembira bagi mereka.
“Saya ingin lebih banyak informasi dirilis soal BlackBerry baru. Saya benar-benar ingin tahu, saya pakai 10 tahun. Saya kira mereka sudah tamat. (Kabar) ini adalah info terbaik di 2020 bagi saya,” tulis seorang fans BlackBerry di forum Reddit.
Pada tahun lalu, kabar mengejutkan datang dari vendor smartphone asal Kanada, BlackBerry yang mengumumkan pemutusan kerja sama dengan TCL Communication dalam memproduksi ponsel berbasis Android.
Mulai 31 Agustus 2020, perusahaan China TCL Communication akan menghentikan penjualan smartphone BlackBerry. Hal ini diumumkan langsung oleh Blackberry melalui akun Twitter resminya.
Kabar ini pun secara tidak langsung melengkapi kisah terpuruknya Blackberry dari tahun ke tahun. Padahal BalckBerry dengan aplikasi pesan singkatnya yaitu BBM pernah sempat jaya di awal tahun 2000-an.
Dilansir Business Insider, berawal pada tahun 1984, dua mahasiswa teknik di Kanada, Mike Lazaridis dan Douglas Fregin, membentuk Research in Motion (RIM), yang nantinya berganti nama menjadi BlackBerry Limited.
Perusahaan ini sebagian besar berkecimpung dalam proyek-proyek acak seperti membuat sistem LED untuk GM, jaringan lokal untuk IBM, dan bahkan sistem pengeditan film yang memenangkan Oscar pada tahun 1998.
Lanjut pada tahun 1989, perusahaan telepon Kanada Rogers mengontrak RIM untuk bekerja membuat jaringan Mobitex-nya, sebuah sistem yang dirancang khusus untuk pengiriman pesan, yang menjadikan RIM sebagai pakar awal dalam aplikasi pesan singkat.
Maju ke tahun 1996, ketika RIM membuat pager dua arah pertamanya. Dan selama beberapa tahun ke depan, perusahaan terus mengembangkan desain itu secara bertahap menambahkan fitur seperti layar warna, WiFi, pesan instan, dan penelusuran web.
Akhirnya pada tahun 2002, perusahaan meluncurkan BlackBerry 5810, perangkat ponsel pertama dari RIM yang mendukung jaringan nirkabel GSM dan GPRS. Ponsel ini ditujukan ke segmen korporasi.
Lanjut pada tahun 2006, RIM menambahkan teknologi trackball sehingga pengguna dapat menggulir layar.
Hingga pada tahun 2008, BlackBerry meluncurkan ponsel dengan layar sentuh pertama, BlackBerry Storm dan di tahun yang sama mendapat keuntungan besar diperkirakan sebanyak 49 juta poundsterling
Bahkan BlackBerry pernah dinilai sebagai “Rajanya Smartphone”, karena berhasil menjual lebih dari 50 juta unit pada puncaknya di 2011.
Pada suatu waktu, BlackBerry pun mampu menguasai 50% pasar smartphone di Amerika Serikat dan 20% secara global. Sayangnya permintaan menurun dengan cepat dan BlackBerry makin terpuruk pada tahun 2016.
Kesuksesan yang terus didapat BlackBerry, membuat ia cepat berpuas diri. Manajemen ogah menanggapi serius kehadiran iPhone dan Android serta beralihnya industri seluler ke tampilan layar sentuh, seperti dikutip The Verge.
Ternyata keputusan ini salah. Perubahan teknologi ke layar sentuh dan kehadiran Android terutama, membuat BlackBerry mulai ditinggalkan. Banyak para developer mengembangkan layanan pesan instan di Android yang bersifat terbuka ketimbang di BlackBerry.
Pada kurun waktu 2013-2015, BlackBerry terus melakukan pengurangan pegawai di tengah kesulitan bersaing dengan Android dan iOS. BlackBerry pun memutuskan fokus pada bisnis software untuk perusahaan.
Salah satu yang fenomenal adalah WhatsApp. Dengan cepat layanan pesan instan ini dipakai banyak orang karena pengguna bisa berkomunikasi dengan pengguna ponsel bermerek lain.
BlackBerry memang menyadari kesalahannya. Manajemen akhirnya meluncurkan BBM versi Android. Namun, hal ini ternyata sudah terlambat. Strategi menutup diri yang diterapkan sebelumnya telah memberikan jalan bagi layanan pesan instan lainnya untuk tumbuh dengan cepat.