TIKTAK.ID – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan kekagumannya terhadap aktris senior Christine Hakim. Sandiaga mengungkapkan kekagumannya itu setelah menyaksikan film “Tjoet Nja’ Dhien” dalam acara nonton bareng (nobar) di Plaza Senayan, Jakarta, pada Minggu (30/5/21).
Dalam film “Tjoet Nja’ Dhien”, Christine Hakim menjadi pemeran utama yang memerankan karakter pahlawan perempuan asal Aceh, Tjoet Nja’ Dhien. Sandiaga pun menuturkan sanjungannya langsung di hadapan sang aktris.
“Akting Bu Christine Hakim luar biasa. What a performance, what a performance!” ujar Sandiaga dalam acara sosialisasi “Kembali ke Bioskop” di Jakarta, Minggu, seperti dilansir Okezone.com.
Masih dalam kesempatan yang sama, Sandiaga juga sekaligus memuji sang sutradara, Eros Djarot yang turut hadir dalam acara tersebut. Sebab, kata Sandiaga, pembuatan film yang tayang pada 1988 ini dibuat dengan penuh perjuangan. Apalagi proses pembuatannya sempat terkendala biaya.
“Saat dibuat, film ini mengalami kesulitan keuangan. Jadi tadi kita lihat ratusan orang yang terlibat dalam produksi film ini tidak dibayar, namun Pak Eros Djarot dengan kepemimpinannya, berhasil meyakinkan semua dan akhirnya film ini rampung,” terang Sandiaga.
“Bahkan nasi bungkus katanya sempat tertunda pembayaran, tapi itu adalah bentuk dari perjuangan, dan Pak Eros berhasil menghadirkan suatu film yang sangat epik,” imbuh mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Kemudian Sandiaga mengatakan bahwa acara nobar ini sekaligus untuk meluncurkan gerakan “Kembali ke Bioskop”. Ia menjelaskan, gerakan itu demi membangkitkan industri perfilman Indonesia.
“Ratusan, ribuan, atau mungkin puluhan ribu masyarakat bergantung hidupnya dari industri perfilman. Jadi kita harus hadir dengan kebijakan yang berpihak. Kita menginginkan bahwa insan perfilman meyakini, kita tidak akan pernah meninggalkan perjuangan untuk industri perfilman kita,” tutur Sandiaga.
Sementara itu, Christine Hakim menilai filmnya itu menyampaikan pesan yang sangat relevan dengan situasi sekarang. Ia pun mengaku sangat senang filmnya, yang dirilis 33 tahun lalu, kembali ditayangkan di bioskop Indonesia.
“Mengapa kita putar kembali? Karena kita melihat konteks atau pesan yang mau disampaikan melalui film ini masih sangat aktual dengan siatusi sekarang, dan ke depannya,” ucap Christine, mengutip Republika.co.id.