
TIKTAK.ID – Rusia mengaku puas dengan kesepakatan yang dibuat gerakan Fatah dan Hamas Palestina demi kepentingan bersama di bawah platform Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) untuk menghadapi rencana aneksasi Israel di Tepi Barat.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov pada Jumat (3/7/20) menyampaikan hal itu pada pertemuan dengan Presiden Dewan Perwakilan Rakyat Libya, Aguila Saleh yang terpilih sebagai parlemen tetap di timur negara itu.
“Salah satu masalah utama yang perlu diselesaikan agar kita berhasil adalah mengembalikan persatuan Palestina,” kata Lavrov, tulis RT News.
“Sehubungan dengan ini kami puas dengan konferensi pers kemarin dengan perwakilan Fatah dan Hamas, ketika mereka mengumumkan keputusan untuk bersama-sama membela kepentingan negara Palestina berdasarkan pada platform Organisasi Pembebasan Palestina,” tambahnya.
Dengan kesepakatan Fatah dan Hamas ini, Rusia berharap semua perwakilan Arab secara aktif ikut mendukung. Sebab Lavrov yakin bahwa upaya masyarakat internasional sama pentingnya seperti sebelumnya dalam menetapkan syarat untuk segera memulai kembali perundingan langsung Israel-Palestina.
Dia menegaskan bahwa dengan menginjak-injak hukum internasional untuk menyelesaikan persoalan Israel-Palestina hanya akan mengakhiri prospek solusi dua negara. Bahkan akan mengakibatkan konsekuensi yang tak terduga atas keamanan di seluruh wilayah di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Kelompok Fatah mengendalikan Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah, sementara Hamas mengendalikan Jalur Gaza. Pembagian keduanya telah terjadi selama lebih dari satu dekade.
Konferensi pers bersama dilakukan untuk menentang rencana “perdamaian” Presien Amerika Serikat, Donald Trump di Timur Tengah yang dianggap lebih menguntungkan Israel.
Rencana Trump akan membuka jalan bagi Israel untuk mencaplok sekitar 30 persen wilayah di Tepi Barat, termasuk permukiman Yahudi di wilayah itu. Langkah itu oleh dunia internasional dianggap ilegal, kecuali oleh Amerika Serikat.
Dalam proposal tandingan resmi yang disampaikan kepada Kuartet penjaga perdamaian internasional termasuk Rusia, kepemimpinan Palestina mengatakan mereka siap untuk memperbarui perundingan damai yang sudah lama terhenti dengan Israel dan menyetujui konsesi teritorial “yang lebih sedikit”.
Lavrov menekankan pentingnya “segera memperbarui, meluncurkan kembali perundingan langsung Israel-Palestina di bawah naungan Kuartet perantara perdamaian internasional dan dengan partisipasi aktif negara-negara Arab.”
Rusia selama ini memiliki hubungan dekat dengan Israel dan Palestina dan mengatakan siap untuk mengadakan pembicaraan langsung antara kedua pihak.
Pada Januari lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sempat mempresentasikan rencana Trump kepada Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow.