
TIKTAK.ID – Rusia menyatakan telah sepenuhnya menguasai Mariupol dalam apa yang mereka sebut sebagai kemenangan terbesar dalam perangnya dengan Ukraina, menandai berakhirnya serangan selama berminggu-minggu yang membuat kota pelabuhan strategis itu hancur.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu melaporkan kepada Presiden Vladimir Putin pada Jumat kemarin (20/5/22) sebagai “pembebasan total” dari pabrik baja Azovstal di Mariupol, dan kota secara keseluruhan, kata Jubir Igor Konashenkov.
“Wilayah pabrik metalurgi Azovstal… telah sepenuhnya dibebaskan,” kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan.
Dikatakan total 2.439 pasukan Ukraina yang bersembunyi di pabrik baja telah menyerah sejak Senin, termasuk lebih dari 500 lainnya pada Jumat, seperti yang dilansir Al-Jazeera.
Sebuah video yang dirilis Kementerian Pertahanan yang dimaksudkan untuk menunjukkan penyerahan diri itu menunjukkan barisan pria tak bersenjata mendekati tentara Rusia di luar pabrik dan menyebutkan nama mereka. Pasukan Rusia kemudian dengan hati-hati menggeledah setiap pria dan barang-barang mereka, sekaligus tampak meminta para pria tersebut untuk menunjukkan tato mereka.
Beberapa jam sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan pertahanan terakhir pasukannya di pabrik baja yang mendapat informasi dari militer Ukraina bahwa mereka bisa keluar dan menyelamatkan hidup mereka. Pihak Ukraina tidak segera mengonfirmasi klaim Rusia di Azovstal.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina tidak mengomentari klaim Rusia dalam siaran persnya pada Sabtu pagi.
Ditinggalkannya bunker dan terowongan pabrik yang dibom oleh Resimen Azov menandakan berakhirnya pengepungan paling merusak dari perang yang dimulai ketika Rusia menginvasi Ukraina hampir tiga bulan lalu.
Sebagian besar Mariupol telah menjadi reruntuhan yang berasap, dengan lebih dari 20.000 warga sipil dikhawatirkan tewas.
Pertahanan di pabrik baja telah dipimpin oleh resimen Azov Ukraina, yang asal-usul sayap kanannya telah ditangkap oleh Kremlin sebagai bagian dari upaya untuk melakukan invasi sebagai pertempuran melawan pengaruh Nazi di Ukraina. Rusia mengatakan Komandan Azov dibawa pergi dari pabrik dengan kendaraan lapis baja.
Pihak berwenang Rusia telah mengancam untuk menyelidiki beberapa pasukan di pabrik baja atas kejahatan perang dan mengadili mereka, mencap mereka “Nazi” dan penjahat. Isu tersebut telah menimbulkan ketakutan internasional terhadap nasib mereka.